Lihat ke Halaman Asli

Fivedo EpafroditusHerdianta

Mahasiswa Teknik Industri Universitas Airlangga

Mengungkap Potensi Revolusi Blockchain dalam Supply Chain

Diperbarui: 14 Mei 2023   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Menurut penelitian (P.N.d.E Mahendra, 2010) Supply Chain Management (SCM) adalah metode atau pendekatan integratif untuk mengelola aliran produk, informasi, dan uang secara terinegrasi yang melibatkan pihak -- pihak mulai dari hulu ke hilir yang terdiri dari supplier, pabrik, jaringan distribusi maupun jasa -- jasa logistik. Prinsip penting dalam SCM adalah transparansi informasi dan kolaborasi baik antara fungsi internal perusahaan maupun dengan pihak -- pihak diluar perusahaan disepanjang Supply Chain

Tetapi sayangnya ada beberapa kelemahan atau kekurangan dalam Supply Chain Management. Masalah kepercayaan seperti adanya korupsi dan informasi yang tidak semestinya membuat sistem rantai pasok tidak berjalan sebagaimana direncanakan. Sistem ini tidak bisa menyajikan data secara real time. Data yang dikirimkan akan memakan waktu untuk mengolah dan menyajikannya. Transparansi menjadin kunci dalam supply chain yang baik.

Dari permasalahan yang ada dalam supply chain, alternatif baru yang dapat dimanfaatkan yaitu teknologi blockchian. Blockchain merupakan sekumpulan block yang tersusun secara berurut, block-block tersebut mampu menyimpan data berisi transaksi yang telah dilakukan sebelumnya. blockchain memiliki beberapa sifat dan keunggulan diantaranya terdesentralisasi dan immutable.

Beberapa keunggulan teknologi blockchain dalam supply chain adalah :

1. Transparansi dan akuntabilitas yang tinggi: Setiap transaksi pada blockchain direkam secara permanen dan tidak dapat diubah. Hal ini memungkinkan setiap pihak dalam supply chain untuk melacak asal-usul produk secara akurat dan memastikan kebenaran informasi.

2. Keamanan yang tinggi: Blockchain menggunakan teknologi enkripsi yang kuat untuk memastikan keamanan data. Setiap transaksi pada blockchain diverifikasi dan harus disetujui oleh jaringan sebelum dianggap sah.

3. Efisiensi biaya dan waktu: Dalam sistem supply chain tradisional, banyak biaya dan waktu yang terbuang karena adanya kebutuhan untuk melakukan verifikasi dan validasi manual. Dengan blockchain, proses ini dapat dilakukan secara otomatis dan efisien.

4. Desentralisasi: Blockchain adalah teknologi yang desentralisasi, artinya tidak ada satu pihak atau otoritas pusat yang mengontrol seluruh sistem. Hal ini memastikan bahwa setiap transaksi dan informasi pada blockchain tidak dapat dimanipulasi oleh satu pihak tertentu.

5. Keandalan dan keamanan rantai pasokan: Blockchain memungkinkan rantai pasokan menjadi lebih andal dan aman karena setiap transaksi dan informasi yang tercatat pada blockchain tidak dapat diubah atau dihapus. Ini memungkinkan setiap pihak dalam rantai pasokan untuk memastikan kualitas dan keaslian produk serta menghindari risiko pemalsuan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline