Vaksinasi merupakan salah satu cara penanganan Covid-19 yang digencarkan oleh Pemerintah Indonesia selain 3M (Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) dan 3T (Testing, Tracing, Treatment). Kementerian Kesehatan, melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07/MENKES/9860/2020, telah menetapkan 6 jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi di Indonesia.
Keenam vaksin tersebut merupakan produksi dari PT Bio Farma (Indonesia), AstraZeneca (Inggris), Sinopharm (China), Sinovac Biotech Ltd. (China), Pfizer Inc. - BioNTech (Jerman - Amerika Serikat), dan Moderna (Amerika Serikat). Dari keenam perusahaan tersebut didominasi oleh perusahaan dari Amerika Serikat dan Tiongkok.
Pertanyaanya,vaksin manakah yang lebih ampuh?
Perusahaan bioteknologi yang berbasis di Cambridge, Amerika Serikat yaitu Moderna melaporkan bahwa vaksin Covid-19 buatan mereka 94,1 persen efektif melawan Corona. Hasil itu diperoleh dari uji klinis tahap akhir di Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat . Uji coba vaksin Covid-19 Moderna melibatkan 30.000 orang. Setengah dari mereka diberi kandidat vaksin dan setengah lainnya diberi plasebo ( jenis obat kosong yang tidak mengandung zat aktif dan tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap kesehatan). Dari kelompok ini, para ilmuwan mencatat 196 kasus Covid-19, hanya 11 di antaranya yang berasal dari kelompok yang telah diberikan vaksin Corona.
Ada 30 kasus penyakit serius, semuanya dalam kelompok plasebo. Jadi, dari 15.000 orang yang diberi vaksin, tidak ada yang sakit parah terkait Covid-19 selama masa percobaan. Data tersebut menunjukkan hasil yang sama di semua kategori usia, ras, dan jenis kelamin. Dan, sejauh ini, tidak ada masalah keamanan yang serius dari vaksin Covid-19 hasil produksi Moderna. Hanya efek samping ringan yang dirasakan para relawan vaksin Covid-19 Moderna, seperti kelelahan, sakit kepala, serta nyeri otot dan sendi.
Sementara vaksin Covid-19 buatan Sinovac sampai saat ini masih belum menyelesaikan uji klinis fase ketiga.Uji klinis fase ketiga tersebut dilakukan di 3 negara, yaitu China, Brazil dan Indonesia. Di Indonesia sendiri uji klinis fase ketiga vaksin Covid-19 Sinovac dilakukan di Bandung, bekerja sama dengan PT Biofarma dan Universitas Padjajaran. Penyuntikan dual dose baru selesai diberikan pada relawan vaksin November lalu, saat ini tim peneliti sedang menunggu hasil pembentukan antibodi dan reaksi kejadian ikutan pasca imunisasi.
Laporan ini diperkirakan baru akan selesai pada awal Mei 2021 karena butuh waktu sekitar 6 bulan untuk melihat reaksi yang dihasilkan dari suntikan kedua. Terkait uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac di Brasil yang dikabarkan akan melaporkan hasil efikasinya pada 23 Desember mendatang.
Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan “Walaupun Brazil sudah keluar [hasil uji klinis] tak serta merta digunakan di Indonesia, harus ada kompilasi, combine hasil uji klinis di berbagai negara, baru bisa digabungkan, kalau hasil awalnya bagus, ya peluang dia aman dan khasiatnya lebih besar” Selain itu, untuk mendapat nilai efikasi keseluruhan, hasil uji klinis juga harus digabung dari negara-negara yang sudah selesai melalui uji klinis fase 3 vaksin Sinovac tersebut.
Jadi untuk saat ini mungkin bisa disimpulkan, bahwa vaksin Moderna yang lebih ampuh mengatasi Covid-19 yaitu dengan tingkat efektifitas mencapai 94,1%. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa vaksin Sinovac bisa melebihi tingkat efektifitas dari vaksin Moderna, setelah menyelesaikan uji klinis fase ketiganya nanti.
Tapi dengan adanya vaksin diharapkan kita tidak meninggalkan kebiasaan baru yang sudah dijalani selama ini, yaitu seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Karena vaksin bukan sebagai obat Covid-19 melainkan sebagai bentuk pencegahan agar kita tidak terkena Covid-19.
Penulis :