Lihat ke Halaman Asli

Kota Tua, Jakarta

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1355763752218579739

Di sudut kota tua itu, seorang anak tergelatak tak berdaya. Bibir mungilnya terdapat buih busa cukup banyak, tangan kanannya meraba-raba perut, sedang tangan kirinya menengadah meminta pertolongan. Berharap di zaman edan ini masih ada seseorang yang berhati mulia untuk menylamatkan dirinya dari malaikat pencabut nyawa.

“Kayla..”suara Abi memudarkan lamunannya.

“Kay..kamu kenapa sayang? Masih saja mengingat masa lalumu?”

“Eh… enggak ko Bi, Kayla hanya merenung arti dari sebuah Mahabah Sang Khalq.”

“Jangan bohong sayang… Abi tahu, Abi tahu apa yang kau fikirkan.”

“Hehe… jadi malu sama Abi. Iya, Bi Kyala terkenang masa lalu, masa masa sulit yang Kay tempuh dalam hidup. Bi, apa arti dari Mahabah Sang Khaliq pada hamba-Nya?”

“Tuh kan.. benar tebakkan Abi, bagaimana pun Abi adalah Abimu saat ini. Meski bukan darah daging sendiri. Tapi, bagi Abi kaulah anak perempuan Abi yang paling hebat juga cantik.”

“Aah…Abi, jangan buat Kayla menetesakan embun di wajah cantik Kayla dong.”

“Hahhaha…Kayla ..Kayla..kau ini, memang menggemaskan.”

Abi, sesosok pria paruh baya. Memiliki semburat senyum penuh cinta yang teramat besar pada anak semat wayang. Tepatnya anak angkat, Kayla Hasya. Betapa besar cinta yang ia miliki, hingga Abi rela banting tulang  untuk menyekolahkan Kayla, hingga kini, Kayla menjadi seorang dokter anak. Abi, pria paruh baya yang memiliki nama lengkap Triansyah Putera, kelahiran Jombang. Hanya memiliki seorang anak bernama Kayla Hasya, tragedi  yang menimpa dirinya saat Abi dan keluarga sedang menetap di Banda Aceh.

Tsunami itu, merenggut isteri dan kedua anak kembarnya, sejak saat itulah Abi memutuskan untuk hidup sendiri di Ibu Kota Jakarta. Hingga suatu petang di bawah awan kelabu yang menyembunyikan sinar rembulan dan indahnya purnama di bulan Syawal. Abi, menyelamatkan sebuah nyawa seorang anak jalanan, yang terkapar di sudut Kota Tua, Jakarta.

Anak jalanan tersebut tak lain adalah Kayla, yang pada saat itu  masih bernama Irma. Kala mentari meninggalkan singasana. Rembulan enggan menampakkan keindahannya, awan pun nampak tak bersahabat. Cambukkan para malaikat penjaga pintu-pintu langit sahut menyahut.

Tak lama, awan pun menetskan air mta, seolah ia mengemban suatu permaslahan berat. Tetesan air mata teramat deras, lalu awan pun menangis. Dua insan penghuni bumi, dengan khusyu menghinakan dirinya dalam sujud, sujud panjang pada Sang Raja diantara Raja, Dia Yang Maha Kuasa . sujud panjang itu pun diakhiri dengan salam kearah kanan dan kiri.

Abi membalikkan badannya, posisi duduknya kini berhadapan denga Kayla. Seperti biasa,  mereka menghabiskan waktu dengan tilawah bersama-sama, namun, sesaat sebelum tilawah, Kayla melayangkan sebuah tanya.

“Bi.. apa arti dari mahabah Sang Pencita terhadap hamba-Nya?”

“Abi..Kayla mlau pada diri Kay, apakah Allah masih mencintai Kayla? Kayla malu pada masa lalu, sejak kecil Kay tak pernah tahu orang tua Kay siapa, sedari 3 tahun Kay sudah hidup bersama lelaki biadab, mengemis di jalanan, usia 10 tahun, kejadian itu terjadi Bi… Mahkota Kayla di renggut olah Ayah angkat, kejadian itu terus berulang hingga puluhan kali, hingga akhirnya Kay memutuskan tuk menjadi seorang wanita binal, mabuk-mabukakan, berganti pasangan untuk melampiaskan kekesalan terhadap pria hidung belang.

Tuhan… bila aku tak mampu

Tersenyum di atas sahara

Ambil nyawa ini

Aku tak ingin  melanjutkan

Setiap keping episode hina hidup ini.

Secarik elegi hidup ia ucap, kala ia mulai mabuk-mabukkan dan menggunakan XTC tingkat tinggi hingga over dosis. Tepat tengah petang membentangkan jubah kelamnya, Allah mempertemukan Kayla dengan malaikat bersayap emas yang penuh kasih sayang yang tulus dan putihnya cinta sederhana. Ia segera membawa Kayla ke RS. Pertamina, Jakarta.

Staf disana segera memberikkan perawtan kelas VVIP hingga pada akhirnya Allah SWT memberikan kesempatan pada Kayla untuk menyambung nyawa. Selama menjalani ujian kasih-Nya hingga kuliah semester akhir, Kayla harus rutin menjalani rehabilitasi.

Namun, inilah kuasa Allah SWT, atas kasih-Nya yang tak menghiraukan siapa dan tanpa hijab. Hingga detik ini Kayla menjadi seorang dokter  muda spesialis anak di RS.Pertamina.

“Bi… lalu apakah makna kasih sayang Allah SWT dan nama Ar-Rahmman itu?”

Tangan Kayla menyeka embun kasih yang merebak di ujung mata sipitnya.

“Sayang, kau harus membuka klinik, ayo Abi terangkan lewat Q.s Ar-Rahman saja ya…setelah itu kamu harus melayani pasien yang sudah antri.”

Alunan tilawah yang apik membukakan pintu-pintu hidayah langit dan membuat para penjaga langit meneteskan air mata iba bercambur cemburu. Setelah tilawah berakhir, Abi mulai menjelaskan kandungan surat tersebut, lalu berkata.

“Kayla Hasya, telah lama Abi mengenalmu. Telah lama, Abi menjadi Abimu, telah lama juga, Abi mengagumimu, kecerdasanmu, serta akhlaqmu. Maka izinkanlah Abi menjadi pelabuhan terakhir kisah perih hidupmu meski usia kita terpaut puluhan tahun. Abi ingin menikahimu besok, tepat pada hari kelahiran  Abi, Hari Jum’at. Izinkanlah sayang…”

“Abi, begitu pun perasaan Kayla pada Abi. Anna uhibuka fi llah Bi.”

Akhirnya lamaran pun berlangsung malam itu dengan syar’i. segera Kayla melayani pseiannya dengan hati berbunga-bunga.

Esok harinya, setelah shalat jum’at pernikahan di gelar di mushola rumah Abi, tak berapa lama Kayla melahirkan sepasang anak kembar, Qisthi Abi Zahratunnisa dan Abi Firmansyah Kayla Puta.

Lengkap sudah kebahagiaan mereka. Inilah kasih paling indah dalam babak terbaru hidup Kayla.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline