Tak terkira bahwa aku lolos seleksi Kelas Pemikiran Gus Dur V (KPG V). Awalnya sudah pesimis karena aku tidak yakin dengan artikel yang kutulis dan juga argumenku yang mungkin terbantahkan. Tapi sungguh Alhamdulillah aku bersyukur sekali karena harapanku terkabul, sejak lama aku sangat ingin ikut acara Gus Durian. Ini rasanya seperti anugrah yang luar biasa bagiku. Semoga menjadi langkah awal untuk menjadi lebih baik.
Kami para peserta KPG V di pertemukan saat Technical Meeting. Kami jadi saling kenalan, ternyata mereka sangat beragam dari kalangan yang berbeda-beda, ada yang kuliah, kerja, ada yang dari UGM, UNY, Akper dan tidak hanya orang islam saja namun juga non islam.
Aku menunggu hari H dengan berdebar-debar, gugup dan juga semangat, semua bercampur menjadi satu. Aku sudah mempersiapkan diri dan membawa bekal. Sampailah di hari H, aku berangkat dari asrama pukul 06.30 ke sekretariat, menunggu beberapa teman, tak lama, lalu berangkat ke lokasi di Kampong Batik Giriloyo Bantul, karena tak terlalu jauh, cukup 45 menit kami sudah sampai ditempat. Istirahat sebentar lalu dimulailah acara pembukaan. Dibagikan rundown acara untuk 2 hari kedepan.
Bertemu dengan kakak-kakak panitia membutaku semakin semangat. Menyaksikan mereka sibuk dengan persiapan acara membuatku semakin bergelora. Aku ingin seperti mereka, berjuang dan mengabdi di Jaringan Gus Durian.
Kegiatan kami adalah seminar dan diskusi. Banyak ilmu baru yang disampaikan oleh pemateri, dan masih asing ditelingaku, ini menandakan bahwa pengetahuanku masih dangkal, namun hal ini memicu dan menyengatku untuk terus belajar. Para pematerinya tidak tanggung-taggung, mareka adalah ahli dibidangnya yang sangt kompeteble, tajam, matang dan menarik. Mereka bagaikan sumber mata air yang datang langsung dari Gus Dur. Semisal ada Gus irwan Masduqi yang menyampaikan materi tentang Gus Dur dan Keislaman, beliau sangat kompeble dan tajam dalam menyampaikan materi, begitu juga dengan pemateri-pemateri lainnya.
Seminar dan diskusi membuat kami lelah, akhirnya sampailah break yang kita tunggu-tunggu. Break untuk sholat maghrib dan makan, waktunya lumayan lama antara maghrib dengan acara selanjutnya. Tapi malam ini kita makan dengan harus memasak sendiri dan ini jadi ajang pertandingan memasak. Karena dilokasi hanya ada beberaa alat masak dan tidak memungkinkan semua kelompok memasak dalam satu waktu, maka kita akan di undi untuk kloter memasak. Undian diambil dari penampilan yel-yel terbaik paling rame dan meriah.
Tiap kelompok menampilkan yel-yel yang unik dan menarik. Tidak kalah kelompok kami juga menampilkan yel-yel kompak dan menarik. Kami berhara semoga bisa mendapat kloter pertama, agar segera bisa memasak. Penjurian selesai dan pengumumannya kami mendapat kloter kedua. Apa? Kami mendapat kloter kedua?. Kelompok kami tidak terima, tadi penampilan kelompok kami benar-benar bagus dan kompak, ramai pula. Akhirnya juri mempertimbangkan setelah adu mulut panjang. Daan... hasilnya kami, tetap berada di kloter dua, ya sudahlah.. nasib mungkin... menurut juri kelompok kami memang ramai dan kompak, namun justru sampai anarkis.
Selang beberapa lama kloter petama selesai, giliran kami memasak. Bahan bakunya hanya ada mie instan dan telor, lalu kami kreasikan menjadi mie kuah rebus dan omlet yang lezat. Ternyata kelompok kami selesai terakhir dan sudah ditunggu kelompok lain untuk segera makan bersama. Meski kelompok kami paling terakhir selesai, tapi kami pertama kali selesai makan hehe.. Kami benar-benar bersemangat hingga makannya lahap. :D
Istirahat selesai dilanjut dengan acara tanya jawab dan sharing. Kami semua diberikan kesempatan untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang belum sempat ditanyakan kepada pemateri karena keterbatasan waktu, lalu akan dijawab oleh presdir Gus Durian. Tak terasa acara taya jawab sudah selesai dan beranjak ke acara selanjutnya yaitu sharing bersama kelompok dan di dampingi oleh kakak pembimbing.
Kami berdelapan sharing bersama mulai dari latar belakang, kesibukan dan rencana kedepan. Sharing berjalan dengan khidmat + mellow karena banyak cerita yang bikin sedih, namun juga memotivasi kami. Sharing terakhir ditutup dengan cerita kak Omen tentang perjuangannya masuk magister CRCS UGM dengan mendapatkan beasiswa, sunguh haru dan penuh tantangan. Cerita ini membekas dihatiku dan mengajarkaku bahwa harapn terkadang tidak diperoleh dengan mudah namun bisa sampai berdarah-darah. Aku juga harus semangat memperjuangkan harapanku... Sharing berakhir pukul 00.30. sungguh malam yang melelahkan. Kami segera rehat dan besok pagi masih ada rentetan kegiatan yang sudah menunggu kami.
Pagi sudah menanti dengan hawa dingin nan sejuk, instrukturpun sudah menunggu kedatangan kami, dan alunan musik sudah mendayu merdu mengiringi senam pagi. Benar-benar waktu yang tepat untuk berolahraga, setelah semalaman penat dengan lelah yang menumpuk seharaian. Senam selesai dan dilanjut dengan sarapan bagi dan bersih-bersih.