Lihat ke Halaman Asli

Berjihad dengan Ekonomi

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekonomi menjadi sesuatu yang sangat penting di dalam sebuah Negara. Bahkan karena terlalu penting, ia menjadi sesuatu yang sangat sensitive dan rentan terhadap isi-isu yang terjadi di suatu Negara. Pemilihan presiden, demonstrasi warga, kebakaran hutan, perilaku konsumsi, dan banyak hal lain yang membuat ekonomi kurang lebih mengalami gejolak di suatu bangsa.

Pentingnya ekonomi suatu Negara terkadang bagai rangkaian listrik yang berkaitan satu sama sama lain, antara Negara satu dengan lainnya. Indonesia misalnya, telah lama melakukan ekonomi terbuka dengan sejumlah Negara seperti Amerika, China, Malaysia, Australia, dan Eropa.

Tak jarang hubungan perekonomian terbuka menjadi suatu ketergantungan seperti contohnya dengan IMF. Badan pendanaan internasional yang sejak dahulu banyak berjasa dalam perekonomian Indonesia. Saking berjasanya, hingga kini hubungan itu sulit diakhiri karena semakin besarnya jumlah utang yang dimiliki dan semakin rendahnya kemampuan membayar Indonesia. Inflasi, naiknya harga minyak dunia, melemahnya nilai tukar, dan suku bunga yang semakin tinggi membuat Indonesia terjerat pada hutang turun temurun warisan IMF.

Islam sebagai jalan yang telah dititahkan Tuhan juga turut mengatur tentang jalannya Ekonomi dengan prinsip-prinsip yang dimaktub dalam al-qur’an dan hadis. Perilaku bagaimana seharusnya konsumsi, produksi dan distribusi dilakukan, bahkan hingga pada taraf perekonomian makro bagaimana pajak dan jizyah diberlakukan.

Tak sekedar itu, Ekonomi Islam juga masuk pada sektor industry komersil seperti perbankan, asuransi, multi finance, hingga jasa leasing. Sehingga arah dan mekanisme ekonomi syariah harus diatur dan di kemas kedalam bagian yang lebih penting yaitu aspek legal dan kepatuhan syariahnya. Dimunculkannya undang-undang terkait dengan perbankan dan industry keuangan lainnya serta disempurnakannya fatwa-fatwa terkait hal tersebut membuat industry keuangan syariah semakin banyak diterapkan di Negara-negara yang mayoritas non muslim sekalipun seperti Inggris, London, Amerika, China.

Berjihad dengan ekonomi adalah pernyataan yang berarti seseorang telah siap, tunduk, dan mau diatur oleh aturan Agama dalam berekonomi. Rela meninggalkan spekulasi yang kadang menguntungkan, siap meninggalkan bunga yang kadang menggiurkan, dan juga siap meninggalkan segala transaksi yang dilarang dalam agama.

Ada sebuah pernyataan yang terus saya ingat yang diucapkan oleh seorang praktisi ekonomi syariah di sebuah forum keilmuan, kata nya adalah kurang lebih seperti ini“Mintalah kepada Allah sebidang tanah disurga, karena kamu telah memilih berekonomi syariah ”. Lucu memang karna surga adalah hak prerogative Tuhan, namun setidaknya idealisme tersebut menyadarkan kita betapa kita berhak atas surga yang telah dijanjikan Tuhan bagi hambanya yang melaksanakan perintahNya.

Wallahu a’lam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline