Lihat ke Halaman Asli

Fitriyani Sinaga

PEMBELAJAR | Menulis bila Senggang | Pendaki Gunung | Ruanghutani.blogspot

Episode 3: Akhir Datang dan Pergi

Diperbarui: 21 Maret 2021   03:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Unsplash.com

Teman lama memberikan tempat pada teman barunya, mungkin itu kata yang cocok untuk saat ini. Terlena? bukan, terlupa? bukan, tersisikan? itu juga bukan, lalu apa sebutnya jika tidak ketiga itu? Pembelajaran hal baru dalam kehidupan. Pengertianku dalam berteman, aneh mungkin jika ada yang mendengar tpi aku lah sang aneh itu.

Episode 1 : Perkenalan baca Cerita sebelumnya.  

"Episode 1: Perkenalan"

Episode 2: Pergi baca Cerita sebelumnya

Tak terasa perkenalan dengan pak tua memakan banyak purnama sehingga bosan berkunjung kedalam lingkaran itu, hingga suatu ketika pak tua tiba-tiba datang menemuiku meminta ijin untuk berpamitan.

"Haaaaah...." sontak ku kaget mendengarnya, dengan mata bingung dan mulut terbuka ku hanya diam.

"Hei kawan, apa kau masih d bumi? Masihkah kau hidup?" Pertanyaan konyolnya sering saja muncul tak ubahnya, sialan pak tua dan aku masih diam tak percaya dengan semua ini menunggu penjelasannya.

"Maafkan aku kawan terpaksa ku pergi kembali kedasar laut karna disitu lah asalku dan sebenarnya aku adalah dewa laut yang menjelma menjadi sosok cahaya tak jelas ini hahahaha...." jelasnya,

Lalu kusela pembicaraan saat dia tertawa "ooooh ternyata kau sang dewa, Kenapa kau datang ke daratan dan menemuiku? Kenapa kau tau tentangku? Apa maksut semua ini?" pertanyaan yang masih ku tak terima dengan apa yang dia lakukan.

Dengan senyum lebar dia menjawab pertanyaanku, "Dewa bumi lah yang mengutusku untuk menemuimu dan menemanimu selama ini. Terlalu banyak keluhan kesedihan kebohongan dan pengkhianatan yang kau lakukan selama ini.

Dalam naskah kuno para dewa tertulis bahwa akan ada seseorang yang mempunyai sifat kegelapan yang dapat menghancurkan apa yang lihat, ucap, dengar dan sentuh. Syukurlah sifat itu sudah hilang tak kau miliki lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline