Akhir-akhir ini banyak sekali kasus yang menyandung anak muda khususnya mahasiswa. Berbagai faktor penyebabnya tak asing lagi kalau bukan soal depresi, tekanan hidup, juga beban-beban yang mereka hadapi. Keluh kesah pasti dimiliki setiap manusia. Akan tetapi, menjadi sangat berat saat dihadapi sendirian. Merasa buntu, tak punya solusi bahkan mereka merasa hidup sendiri tanpa ada yang peduli.
Sebagai sesama manusia, hal hal seperti ini menjadi berita duka yang mendalam. Kita tak pernah tau seberat apa hidup yang tengah dijalaninya. Lalu bagaimanakah kita menyikapi kasus seperti ini? Jika memang dari pribadi kita sedang merasa buntu, lelah untuk hidup, merasa tak dicintai oleh siapapun, bahkan terbesit untuk mengakhiri hidup, segera tenangkan pikiran dengan beribadah, komunikasikan dengan orang terdekat, saling berbagi cerita, rasa ataupun keluh kesah yang ada, atau bisa langsung ke psikiater kompeten. Jangan pernah bersembunyi dibalik kata " jadi manusia kok ngeluhan" kita boleh mengeluh untuk sekedar melapas penat, tapi ingat, kita tetap harus bersyukur atas hidup yang telah dipilihkan.
Jika kita sebagai pihak kedua, maka jadilah teman yang peka, mau menjadi tempat untuk pulang seseorang. Kita sebagai pihak kedua tak wajib untuk dapat memberi solusi dari masalah yang telah diadukan. Berikan saran, dukungan, semangat, atau bahkan nasehat yang bisa mendongkrak semangatnya saja itu lebih dari cukup. Bukankah sebaik baiknya manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi orang lain? Yuk biasakan peduli dan peka terhadap sesama. Kita tak akan pernah tau seberapa berat pundaknya
POV : penulis pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H