Bila sedang berada di persimpangan jalan, itu bukanlah masalah yang terlalu besar karena kau hanya harus memilih diantara dua. Jika bukan kiri pastilah kanan, peluangnya masih fifty-fifty. Namun bagaimana jika berada di padang Sahara Afrika yang luas atau berada di antara konstelasi-konstelasi galaksi yang membingungkan. Dimana kau harus memandang ke banyak arah, 360 derajat. Jika kita berbicara tentang peluang, maka peluangnya adalah satu dibagi tak hingga. Tak terbayang betapa kecilnya peluang bagimu untuk memilih arah yang benar. Bahkan mungkin kau akan mati dalam keputusasaanmu. Dan keadaan inilah yang sedang melandaku akhir-akhir ini.
Mungkin kalian sudah tahu apa masalah yang ku maksud, ya benar. Ini masalah cinta. Lagi-lagi masalah cinta ya... hehehe
Jangankan kalian, aku pun mulai bosan mendengar dan menuliskan kata ini.
Tapi entah mengapa kata ini selalu saja tak pernah absen dari kehidupan manusia. Aku yang selalu menghindari tetap saja pada akhirnya harus berhadapan dengan masalah-masalah pelik tentang cinta. bagaimana bisa ada banyak orang yang datang membawa cinta padaku pada masa yang bersamaan. Bahkan dia_mantanku_ pun ingin kembali padaku. Apa-apaan ini. Mengapa bisa seperti ini.
Semua menjadi dilema bagiku. Benar saja, aku masih mencintai dia-Mantanku. Karena dialah cinta pertamaku, tapi bilaku ingat setiap rasa sakit yang pernah ia berikan padaku, sungguh perihnya hati ini. Namun bila ku ingin berpaling pada yang lain, hatiku masih rapuh untuk memulai petualangan cinta yang baru. Aku benci cinta.
Banyak teman yang ku tanya tentang maslahku ini, mereka semua meyarankan aku untuk memaafkan. Yah, benar seharusnya aku memaafkan karena mungkin saja ia ingin kembali padaku karena ia mulai menyadari bahwa hanya akulah yang dulu selalu ada untuknya. Tapi bila ku pikir-pikir, bukankah ini adil bukan? dulu dia menyakitiku dan kini ia ingin kembali padaku, aku bisa saja membalas rasa sakitku. Tapi ia beruntung, kata balas dendam tak pernah ada di dalam kamusku.
Yang ku rasa saat ini hanyalah kehampaan. Walaupun begitu banyak yang menawarkan kesetiaan, kecurigaan bahwa kaum lelaki suka menyakiti adalah kodrat selalu saja dibenakku. Aku takut untuk jatuh cinta, aku takut luka hati ini semakin terkuak dan berdarah. Aku takut menjadi monster pembenci cinta. Aku takut...
Siapapun diantara kalian, tolong bantu aku...
Beri aku pencerahan... :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H