Lihat ke Halaman Asli

Implementasi Kebijakan Pendidikan Berbasis budaya

Diperbarui: 1 Desember 2018   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting keberadaannya didunia. Karena dengan adanya pendidikan banyak hal baru yang inovatif dan kreatif mulai bermunculan sesuai perkembangan zamannya. 

Pendidikan juga seharusnya menjadi sarana utama dalam mengembangkan dan melestarikan budaya-budaya yang ada didalam suatu negeri. Dan pada hakikatnya pendidikan dan kebudayaan merupakan dua hal yang saling terkait dan saling bergantung antara satu dengan yang lain. 

Hal ini dapat dilihat dari sudut pandang yang berasal dari masyarakat bahwa pendidikan merupakan usaha pewarisan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi agar nilai-nilai budaya tersebut tetap terpelihara.

Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan, dan keduanya tidak dapat terpisahkan. Karena pendidikan dan kebudayaan merupakan gejala dan faktor pelengkap yang penting dalam kehidupan manusia.  Salah satu contoh pendidikan yang menggembangkan kebudayaan yaitu dalam lingkup sekolah seperti adanya budaya siswa mencium tangan gurunya ketika hendak memasuki ruang kelas, budaya baris berbaris sebelum memasuki kelas, budaya membaca ayat-ayat suci Al-Quran atau surah-surah pendek, dan budaya-budaya lainnya.

Implementasi kebijakan pendidikan berbasis budaya sendiri terdiri dari tiga tahap yaitu tahap interpretasi, tahap pengorganisasian dan tahap aplikasi. Yang pertama tahap interpretasi yaitu tahap yang dimulai dari himbauan program, penyusunan program dan operasional program. 

Dalam tahap interpretasi terdapat beberapa hal penting seperti deteksi yaitu tahapan pengenalan objek, identifikasi yaitu melihat ciri objek berdasarkan bentuknya, analisis yaitu mengolah dan menggali lebih dalam megenai ciri-ciri objek tersebut sehingga mendapatkan hasil yang akurat dan deduksi atau klasifikasi yaitu kesimpulan akhir atau penentuan jenis objek pada suatu hal. 

Contoh tahap interpretasi adalah perangkat-perangkat sekolah seperti kepala sekolah, guru dan staff dan seluruh masyarakat sekolah hendak menyusun program kegiatan tahunan berbasis budaya yang akan diselenggrakan di sekolahnya kemudian rencana tersebut dihimbaukan atau diberitahukan kepada masyarakat yang berada disekolah tersebut. Yang kedua yaitu tahap pengorganisasian, pengorganisasian merupakan langkah atau cara atau proses atau perbuatan untuk mengorganisasi anggota-anggota yang berada dalam organisasi tersebut. 

Contoh tahap pengorganisasian yaitu pemberdayaan antara kepala sekolah, guru, staff, siswa atau seluruh masyarakat sekolah untuk bekerjasama melakukan program kegiatan sekolah yang telah direncanakan sebelumnya. Namun pada tahap pengorganisasian ini kegiatannya hanya memberdayakan sumber daya manusianya saja belum pada tahap perealisasian programnya. Tahap yang terakhir yaitu tahap aplikasi, tahap aplikasi ini merupakan tahap yang merealisasikan program-program kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya.  Dalam tahap aplikasi terdapat empat hal yang harus diperhatikan yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi.

Seperti itulah tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam pengimplementasiaan kebijakan dalam pendidikan berbasis budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline