Lihat ke Halaman Asli

Fitri Surya Meliana

Mahasiswi UIN Maliki Malang

Peranan Orangtua dalam Perkembangan Regulsi Emosi Anak

Diperbarui: 21 November 2022   09:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : IndoPositive

     Perlu kalian ketahui bahwa salah satu karakteristik yang menunjukkan kita sebagai wanita normal yaitu adanya kemampuan dalam mengekspresikan, menerima, dan merasakan emosi. Pada manusia yang normal biasanya emosi-emosi harus ditunjukkan dalam situasi dan kondisi yang tepat. Dalam kehidupan manusia, pasti memiliki pengalaman disakiti orang lain. Nahh pengalaman tersebut membentuk emosi yang negatif seperti kecewa, dendam, dan marah pada orang lain. Ketika seseorang telah menyadari bahwa adanya emosi negatif yang timbul dari suatu kebutuhan seseorang untuk menyembuhkan perasaannya, maka salah satu cara untuk mengatasi emosi negatif yaitu dengan menggunakan strategi regulasi emosi dalam dirinya.

     Lalu apasih yang dimaksud dengan regulasi emosi itu?

     Regulasi emosi adalah suatu kemampuan yang dimiliki tiap individu dalam mengelola emosi saat menghadapi situasi yang menekan. Seseorang akan dinyatakan mampu dalam meregulasi emosi dengan baik jika ia mampu berpikir dengan positif, sedangkan orang yang kurang mampu dalam meregulasi emosi secara positif apabila ia kurang mampu dalam berpikir positif. Kemampuan regulasi emosi tidak muncul dengan sendirinya, melainkan kemampuan itu terbentuk karena berbagai faktor perkembangan anak usia dini baik dari intrinsik atau ekstrinsik. Faktor ekstrinsik yang paling berpengaruh itu adalah lingkungan sekitar, terutama dalam lingkungan keluarga. Konflik dalam keluarga atau orangtua dapat memengaruhi dan dapat merubah kemampuan regulasi emosi pada anak yang berdampak luas hingga usia dewasa awal.

     Keluarga adalah sarana awal dan utama bagi tumbuh kembang seorang anak. Figur utama dalam keluarga itu orangtua dan anaknya. Peran penting orangtua dalam tumbuh kembang seorang anak dapat diidentifikasi dengan peran pasif dan peran aktif. Pada peran pasif itu sebagai model sedangkan peran aktif itu sebagai pendidik dan juga sebagai pencipta iklim emosional dalam keluarga.

     Kemampuan regulasi emosi yang tepat akan dapat menumbuhkan kesejahteraan yang subjektif dan kemampuan regulasi emosi yang jelek akan berdampak pada perilaku yang jelek atau cenderung mengalami kecemasan atau depresi. Maka dari itu, orangtua sangat penting menyadari perannya dalam mengembangkan kemampuan regulasi emosi pada anaknya. Adapun cara yang tepat dan dapat dilakukan dalam mengembangkan regulasi emosi pada anak yaitu dengan memberikan teladan dan memberikan bimbingan dalam mengelola emosi yang baik.

     Sekian pembahasan materi saya di atas, semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan untuk sobat kompasiana yaaaa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline