Lihat ke Halaman Asli

Fitri Suci

Belajar menulis

Keluarga Sepi

Diperbarui: 7 Februari 2018   01:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pernahkah kalian mendengar tentang keluarga sepi ?, jika belum maka akan ku ceritakan sedikit tentang keluarga sepi. Keluarga ini secara fisik adalah keluarga yang utuh, terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak, yang merupakan bagian dari keluarga besar yang berisi nenek, kakek, paman, bibi, sepupu dan anggota keluarga besar lainnya. 

Lalu bagaimana dengan cinta dan kasih sayang pada keluarga ini ? Apakah sama utuhnya dan sama kehadirannya secara fisik ? tentu sama saja, namun ada yang berbeda, keluarga sepi sebenarnya saling menyayangi dan mencintai satu sama lain, namun kadang seringkali gagal mengekspresikan rasa cinta dan kasih sayang antara mereka. Bisa dibilang bahwa bahasa cinta mereka sedikit berbeda.

         Tidak seperti keluarga lainnya, keluarga sepi tidak biasa bersenda gurau dan ribut diatas meja makan, keluarga sepi berpikir ketika makan ya seharusnya makan dengan tenang, tidak perlu berbicara. Keluarga sepi seringkali banyak diam, ya namanya juga keluarga sepi ya kalau berisik sudah pasti namanya keluarga ramai. Jangan salah mengartikan bahwa keluarga sepi, karena sepi dan jarang 'ngobrol' keluarga ini jauh dari masalah, karena masalah juga tidak hanya datang dari keluarga sepi, bisa juga dari lingkungan luar keluarga sepi, karena sesepi sepinya keluarga ini, keluarga ini tetap bagian dari rukun tetangga.

        Jika badai menerpa keluarga ini, keluarga ini tidak akan langsung duduk bersama dan berdiskusi, anggota keluarga ini lebih banyak mencari solusi untuk diri sendiri, setidaknya bisa mengkondisikan dirinya sendiri agar lebih tenang, atau salah satu yang paling dominan dan mempunyai wewenang lebih akan mengambil alih dan membuat keputusan sendiri, lalu yang lain tinggal mengikuti. Masih tentang keluarga sepi, karena keluarga ini terus menerus seperti ini lambat laun setiap anggotanya menemukan zona nyamannya tersendiri, ada yang lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah, namun juga ada yang biasa menghabiskan waktunya lebih banyak di rumah, ketika semua berada di rumah, maka rumah akan menjadi tempat yang sangat asing.

        Konon kualitas dan kuantitas pertemuan dalam keluarga akan menjadi hal yang sangat mempengaruhi dalam keharmonisan keluarga, namun untuk keluarga sepi hal seperti ini tidak berlaku, yang penting ya kita keluarga, iya begitu, sudah cukup. 

Lalu, keluarga sepi juga jarang saling menanyakan kabar, karena menurut keluarga sepi melihat fisiknya sehat dan kelihatan senang tidak perlu lagi ditanyakan bagaimana kondisinya saat ini, hal ini sudah terlihat jelas dengan kasat mata. Dalam keluarga sepi ayah bertugas untuk bekerja dan mencari nafkah, ibu mengurus rumah tangga, dan anak-anak bersekolah. Ya sudah begitu, yang penting hak dan kewajiban dalam keluarga sudah terpenuhi, tidak penting menanyakan apa yang telah dilalui, seberapa besar atau kecil apa yang datang dalam kehidupan masing-masing anggota keluarga. 

Ketika tidak terdengar masalah dan terlihat sehat secara jasmani dan rohani, hal ini dianggap selesai oleh keluarga sepi, itu berarti anggotanya berada dalam keadaan baik-baik saja, sudah tidak perlu ditanyakan kepada si empunya, toh secara lahiriyah sudah terlihat jelas. Namun, jangan mudah menyimpulkan bahwa keluarga sepi ini tidak saling menyayangi, itu salah besar, keluarga sepi hanya saja memiliki bahasa cinta yang berbeda dengan keluarga lainnya.

Yogyakarta, 6 Februari 2018

Suciati




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline