Lihat ke Halaman Asli

Uniknya Tumbuhan Hatyai

Diperbarui: 15 November 2016   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

koleksi pribadi

Melakukan perjalanan darat menggunakan bus pastinya memberikan kesan menarik bagi para penikmatnya. Terlebih lagi jika harus perjalanan melintasi perbatasan antar negara, dan Hat Yai menyajikan kesan tersendiri bagi saya.

Hat Yai merupakan kota yang terletak di provinsi Singkhla bagian selatan Thailand. Biasanya kota ini akan menjadi tempat transit sementara bagi beberapa orang yang melakukan perjalanan overland trip dari Malaysia-Thailand ataupun sebaliknya, namun tidak bisa di remehkan begitu saja, di kota inilah saya banyak menemukan kesan menarik di kota tersebut.

“The purpose of life is to enjoy every moment”

Yap, kata-kata tersebut mengandung makna yang sangat mendalam bagi siapa saja yang membacanya. Sore itu, saya tiba di kota Hat Yai dan berencana berhenti sejenak untuk makan. Ketika menjelang malam, street food banyak di sajikan di sekitaran pinggir kota hatyai. Awalnya saya kira akan susah berkomunikasi dengan orang asli thailand karena memahami tulisan mereka saja membuat kita duluan pusing, terlebih lagi banyak dari mereka yang kurang bisa berkomunikasi dalam bahasa inggris terkecuali bagi pedagang yang bekerja di toko-toko khusus yang menjual accecories bagi para tourist. 

Untung saja street food yang kami datangi tersebut penjualnya berasal dari keturunan melayu, sadar akan kondisi yang kurang fit setelah melakukan perjalanan sayapun menuju apotek untuk memebeli obat, lagi-lagi saya bersyukur apotek tersebut bertulisankan bahasa melayu artinya orang di dalam nya berbahasa melayu dan bukan thai, namun setelah masuk tanpa basa basi saya langsung berkata bahwa saya mengalami batuk apotekernya mendadak bingung, apakah dia tidak mengarti bahasa melayu? Dia pun langsung membalas, english please! Saya pun mendadak kosong, aduh batuk bahasa inggrisnya apa ya. Karena  tidak ingin berlama-lama sayapun langsung mempraktekkan nya saja agar dia lebih mengerti daripada saya pulang dengan tidak dapat obat. Hehe

“The slower we move, the faster we die. We are not swans, we’re sharks.

Jika bahasa tak mampu lagi mengartikan biarkan saja gerakan tubuh memaknai maksud yang ada. Keluar dari tempat tersebut sayapun mendadak malu, aduh hanya gara-gara tidak tahu satu kata saya jadi mendadak terbata-bata. Toko nya bertuliskan melayu tapi kok apotekernya ga ngerti bahasa malayu, lucu juga.

Setelah kembali menuju penginapan keesokan paginya kami melanjutkan perjalanan menuju plaza nora. Masih di kota Hat Yai, di tempat ini banyak kita temukan berbagai acceccories unik yang bisa di bawa pulang dan tentunya saya memilih gantungan unik khas thailand yang berbentuk sangat unik. Yang paling menarik adalah di tempat tersebut di perjualkan sarang burung walet yang berfungsi sebagai obat, tak tanggung-tanggung ketika saya bertanya darimana asal nya mereka menjawab dari Aceh. Dan mereka jual dengan harga 1000bat thailand.

Hari sudah menjelang siang, kamipun menuju bus untuk mencari tempat makan yang letaknya lumayan jauh. Di Hat Yai, sangat mudah menemukan makanan halal hanya dengan melihat tulisan halal di depan toko dan melihat penjual nya memakai kerudung . Membeli makanan pun sudah terkesan sangat murah padahal itu semua sudah lengkap dengan lauk pauk dan sayuran, uniknya mereka sangat suka menyediakan kerang yang bercampur sambal manis sebaagai lauknya. Dan rasa semua sajiannya sama, yaitu manis bahkan sayur sekalipun. Hal yang sangat saya suka adalah mencicipi kue mungil berbentuk bolu yang di kukus beraromakan bunga mawar sangat cocok dengan tampilan kue yang warnanya merah muda kemerahan.

Setelah makan siang selesai kami melanjutkan perjalanan ke pantai Shamila. Pantai ini menyediakan pemandangan yang bersih dan indah. Dari sebelah kiri jalan dapat kita temui para penjual topi yang unik dan cantik sangat cocok bagi suasana pantai. Yang unik dari pantai ini  adalah dapat kita temukan patung golden mermaid yang berwajah manusia dan bertubuh ikan bak putri duyung. Banyak para pendatang yang antri untuk sekedar berfoto di samping patung unik tersebut bahkan ada yang sekedar menikmati suasana pantai dengan pasir putihnya. Sungguh suasana yang memukau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline