Lihat ke Halaman Asli

Fitri Rahayu

Guru TK Tunas Jaya

Cegah Bullying, Bersama Kita Pasti Bisa

Diperbarui: 11 Mei 2024   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pri

Cegah Bullying, Bersama Kita Pasti Bisa


Bullying, kata ini tidaklah asing bagi kita saat ini. Maraknya kasus bullying atau perundungan mulai merambah ke sekolah-sekolah mulai jenjang terendah (Taman Kanak-Kanak) hingga jenjang tertinggi yaitu perguruan tinggi sekalipun.

 Tidak hanya di sekolah, bullying atau perundungan ini pun bisa terjadi dilingkungan terdekat anak yaitu keluarganya sendiri.

Disadari atau tidak kita selaku pendidik pasti pernah melakukan bullying pada peserta didik kita, entah itu dengan memanggilnya ," Hei, Gendut, sini!" atau membedakan perlakuan kita terhadap murid tertentu, menghardik mereka dengan  kata-kata yang kasar saat marah, atau mengatainya 'bodoh' di depan teman sekelasnya. Jika pernah melakukan itu, marilah kita tobat berjamaah.

Mengapa harus tobat? Rata-rata anak yang pernah mengalami bullying atau perundungan baik secara verbal, fisik, intimidasi, dan sebagainya akan melakukan hal yang pernah dialaminya pada orang lain. Hanya sedikit saja dari mereka yang bisa mengambil sisi positif dari pengalamannya dengan berpikir jangan sampai orang lain mengalami apa yang dia alami.

Sebenarnya apa saja, sih, hal-hal yang termasuk bully atau perundungan seperti yang telah saya sampaikan di atas?

Penjelasan ini saya dapatkan sewaktu mengikuti seminar tentang Pencegahan Bullying pada usia Pra Baliq bersama Kak Tere. 

Bullying atau perundungan itu banyak macamnya, diantaranya adalah pelecehan verbal yaitu ucapan seperti melabel anak dengan sapaan gendut, jelek, kurus, dan lainnya. Termasuk celaan yang bisa membuat anak merasa tidak nyaman.

Berikutnya adalah pelecehan fisik berupa kekerasan fisik (pukulan, cubitan, atau tendangan, dll). Pelecehan ini sedang sangat marak terjadi pada anak-anak kita di sekolah bahkan pondok pesantren sekalipun.

Selanjutnya adalah pelecehan sosial yaitu mengisolasi, memfitnah, dll. Pelecehan emosi yaitu menghina, ancaman, intimidasi yang efeknya membuat rasa stres sehingga efek terfatal yang terjadi adalah anak-anak itu nekat untuk mengakhiri hidupnya agar terbebas dari bully atau perundungan.

Maraknya kasus-kasus dari bullying inilah yang menyebabkan kita harus menemukan solusinya. Salah satu cara untuk menghindari atau mencegah bullying haruslah dari akarnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline