Lihat ke Halaman Asli

Filsafat Islam

Diperbarui: 13 Mei 2021   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat sudah ada sebelum islam lahir. Tepatnya dimulai di daratan Yunani yang waktu itu bermunculan para pemikir atau yang biasa disebut sebagai filsuf. Sedangkan dalam sejarah islam, filsafat ada sejak abad ke-7 M yang dipimpin oleh seorang Khulafaur Rasyidin yang kemudian terus berkembang sampai Dinasti Umayyah dan mencapai puncak pada Dinasti Abbasiyah. Hakikatnya filsafat islam adalah hasil dari kebudayaan agama Islam yang melahirkan akidah, ilmu, hukum, filsafat, seni, sastra, yang berpengaruh terhadap perkembangan peradaban menuju peradaban yang modern. Peranan para Khalifah yang terus membangun peradaban dengan cara mengembangkan ilmu pengetahuan memiliki makna dan menciptakan hasil yang sangat besar bagi keberlanjutan peradaban islam itu sendiri. 

Objek yang akan dibahas lebih lanjut lagi dalam filsafat Islam adalah Tuhan, alam, dan manusia. Tuhan berperan sebagai bahasan paling mendasar dan manusia sebagai tokoh yang berinteraksi dengan kedua objek tersebut di lapangan, yang dituntut memiliki pengetahuan sebagai alat mengaktualisasikan hasil olah pikir tentang suatu objek kajian tertentu. Para pemikir atau filsuf memiliki pendapatnya sendiri mengenai tingkatan ilmu yang dimiliki manusia. Menurut al-Kindi, ada dua jenis pengetahuan yakni yang pertama ilmu yang bersumber dari Al-Quran('ilm ilahi) dan yang kedua ilmu yang bersumber dari manusia('ilm insaniy). 

Secara umum, Henry Corbin membagi sejarah dari arah pemikiran Islam yang dilakukan oleh para pengkaji menjadi dua fase utama yaitu fase sebelum Ibn Rusyd yang dimulai dari al-Kindi sampai meninggalnya Ibn Rusyd dan pasca Ibn Rusyd yang masih terjadi sampai sekarang. Pengkajian filsafat dilakukan serius sebagian besar dilakukan oleh kaum orientalis yang dimana sebagian umat islam memiliki sikap yang cenderung alergi dan apriori terhadap tindakan mereka tanpa mengambil sisi positif dari kegiatan mereka. Padahal sudah saatnya pengkajian filsafat yang terhenti di bawah kawasan sunni ini bangkit dan mengejar kajian filsafat yang lebih maju. Dengan cara memperkuat dimensi teologis akidah agar terhindar dari penyimpangan. 

Dalam kenyataannya, yang perlu diperhatikan dalam filsafat Islam adalah sejalannya atau seimbangnya kebenaran antara filsafat dan agama. Yang dimana jika tidak terjadinya keserasian antara dua hal tersebut maka tidak dianggap sebagai filsafat Islam melainkan filsafat diluar Islam. Untuk itulah para tokoh filsuf yang saling berdialog dalam menemukan kebenaran selalu menghindari sikap ekstrim dalam menerima ataupun menolak pemikiran tokoh lainnya. Karena jika tidak adanya sikap tenggang rasa serta toleransi yang tinggi dalam hal ini bukan melahirkan kemajuan peradaban islam melainkan hanyalah menjadi malapetaka bagi keberlangsungan peradaban islam itu sendiri. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline