Lihat ke Halaman Asli

Fitri Nuraeni

Mahasiswa

Mahasiswa KKN Unsika Tahun 2024 Gelombang 1 Terapkan Teknik Biopori untuk Solusi Kekurangan Pupuk di Desa Cintawargi

Diperbarui: 27 Juli 2024   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi pribadi

Karawang -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) memperkenalkan inovasi baru di Desa Cintawargi, Kecamatan Tegalwaru, untuk mengatasi masalah kekurangan pupuk yang dialami oleh para petani. Salah satu petani bernama Pak Kanim, mengungkapkan bahwa selama ini mereka hanya menerima satu sak pupuk dalam kurun waktu satu tahun, yang sangat tidak mencukupi kebutuhan mereka. Kondisi ini menyebabkan produktivitas pertanian menurun dan menghambat kesejahteraan petani di desa tersebut. 

Dengan adanya masalah produktivitas pertanian dan menghambat kesejahteraan petani tersebut, 

Mahasiswa menginisiasi adanya Teknik Biopori. Kegiatan ini diharapkan pasokan pupuk bisa lebih terjamin dan produktivitas pertanian di Desa Cintawargi dapat berkembang lebih baik, sehingga meningkatkan kesejahteraan para petani. Melalui adanya dukungan ini, kesejahteraan para petani pun diharapkan akan meningkat secara signifikan. Para petani dapat menikmati hasil yang lebih melimpah dan berkelanjutan, dengan jumlah panen yang meningkat dari waktu ke waktu.

Acara peresmian inovasi baru dari mahasiswa KKN Unsika yang berlangsung pada tanggal 7 Juli 2024, dihadiri oleh BPD Desa, Karang Taruna, Tokoh Masyarakat dan masyarakat setempat, petani, serta para mahasiswa KKN. Kegiatan ini mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat setempat khususnya para petani, menandai harapan besar bahwa inisiatif ini dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk mengatasi kekurangan pupuk yang dialami. 

Kegiatan peresmian inovasi baru yang berupa penerapan teknik biopori ini merupakan salah satu program kerja utama yang dilakukan. Perihal penanggung jawab dari program kerja ini dipimpin langsung oleh ketua KKN desa Cintawargi yaitu Deni Hidayat dan telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Lapangan ibu Dr. Tiar Lina Situngkir S.E., M.M.

Teknik biopori melibatkan pembuatan lubang silindris vertikal di tanah dengan diameter sekitar 10-30 cm, sedangkan kedalamannya tidak disarankan melebihi muka air tanah. Lubang yang telah dibuat kemudian diisi dengan sampah organik. Sampah organik dalam lubang biopori akan membusuk berkat aktivitas hewan tanah, yang menjadikan sampah tersebut sebagai pakan. Dalam beberapa hari, volume sampah akan mulai membusuk dan terurai. Sampah yang telah terurai akan berubah menjadi kompos, yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk pertanian.

Acara peresmian ini juga mencakup kegiatan edukasi mengenai cara pembuatan dan pemeliharaan lubang biopori, serta berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari teknik ini. Masyarakat diajak untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga dan merawat lubang biopori yang telah dibuat.

Melalui inovasi ini, mahasiswa KKN berharap dapat membantu masyarakat sekitar, terutama para petani yang mengalami kekurangan pupuk di Desa Cintawargi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline