Lihat ke Halaman Asli

Fitri Nazmussyarqia

Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia

Dilema Etik Keperawatan? Begini Pemecahannya

Diperbarui: 20 Desember 2021   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dilema Etik Keperawatan? Begini Pemecahannya

Oleh Fitri Nazmussyarqia, 2006465792, MK Profesionalisme dalam Keperawatan D, S1 Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

fitrinazmussyarqia@ui.ac.id

Etika berasal dari bahasa Yunani "ethos" yang berarti kebiasaan, mode perilaku. Menurut Suhaemi (2010), etika ini berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan antara benar atau tidaknya suatu tindakan karena tidak adanya undang-undang yang mengatur dan menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika yaitu penerapan dari teori filosofi moral ke dalam situasi yang nyata yang membimbing manusia untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. Dapat dikatakan bahwa etika ini berhubungan erat dengan prinsip benar salah dan prinsip moralitas. Hal ini dikarenakan etika mempunyai tanggung jawab moral, yang apabila seseorang melakukan penyimpangan terhadap kode etik berarti tidak memiliki perilaku dan moral yang baik.

Pada dasarnya setiap profesi memiliki kode etik masing-masing begitu pula dengan profesi perawat. Kode etik keperawatan ini merupakan alat yang digunakan untuk mengukur perilaku moral seorang perawat. Sehingga organisasi profesi perawat dapat mengambil keputusan dan bertanggung jawab terhadap masyarakat, profesi kesehatan lain, dan juga profesi perawat itu sendiri.

Dalam pengambilan keputusan klinis seringkali perawat menemukan kesulitan, salah satunya adalah dilema etik. Dilema etik keperawatan merupakan suatu masalah yang dihadapi seorang perawat ketika hendak mengambil keputusan yang mana melibatkan dua atau lebih moral akan tetapi tidak ada alternatif yang dapat dilakukan dan memuaskan. Ketika perawat mengalami dilema etik, tidak ada benar dan salah dalam pengambilan keputusan. Akan tetapi keputusan tersebut harus diambil dengan pemikiran yang rasional bukan secara emosional (Thompson & Thopson, 1985).

Keputusan klinis keperawatan adalah proses di mana seorang melakukan diagnosis, menilai dan juga mengambil keputusan terkait tindakan apa yang harus dilakukan perawat tersebut terhadap pasiennya. Kemampuan seorang perawat dalam mengambil keputusan klinis merupakan kunci dari praktik keperawatan, yang mana dalam memberikan asuhan keperawatan perawat dituntut untuk mengambil keputusan dengan senantiasa menerapkan kode etik dan prinsip etik keperawatan sehingga tidak menimbulkan injury bagi pasien yang mana dapat menimbulkan kerugian bagi pihak manapun.

Terdapat beberapa prinsip etik yang perlu diterapkan perawat ketika sedang menghadapi dilema etik seperti autonomi yang artinya mampu berpikir dan membuat keputusan yang logis. Nonmaleficence yang berarti tidak menempatkan pasien pada hal yang membahayakan. Beneficence yang berarti perawat wajib berbuat baik, dalam artian melakukan tindakan yang menguntungkan. Justice yang berarti bersikap adil kepada pasien satu dengan pasien yang lain. Fidelity yang berarti kesetiaan akan janji dan kesepakatan yang perawat buat dengan pasien. Veracity yang berarti mengatakan yang sebenarnya terhadap pasien. Terakhir, akuntabilitas yang berarti bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan orang lain atas tindakannya (Berman, 2016).

Menurut Kozier dan Erb (1989), terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam memecahkan masalah dilema etik keperawatan, berikut penjelasannya:

1. Kembangkan Data Dasar

  • Siapa saja yang terlibat dalam dilema etik, misalnya perawat, klien, keluarga klien, tokoh agama/kerohanian,
  • Memberikan usulan tindakan yang akan dilakukan,
  • Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan, disini perawar berperan sebagai konselor atau advokat dan memberikan edukasi terhadap klien,
  • Memberi tahu segala bentuk konsekuensi atas tindakan yang dilakukan.

2. Identifikasi Konflik

  • Misalnya konflik yang timbul ketika perawat tidak menerapkan kode etik profesi dan tidak melaksanakan perannya sebagai pemberi asuhan kepeawatan
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline