Penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark pada tahun 2020, maka Indonesia dapat mengembangkan geopark Kaldera Toba. Selain dapat mendorong perekonomian dan pembangunan berkelanjutan, pemerintah dan masyarakat setempat juga berkewajiban untuk meningkatkan dan terus menjaga kelestarian lingkungan. Penetapan ini juga merupakan bentuk pengakuan terhadap keanekaragaman hayati.
Presiden Joko Widodo telah mencanangkan Danau Toba sebagai salah satu dari empat destinasi pariwisata super prioritas di Indonesia. DSP Toba sendiri merupakan pengembangan Danau Toba dengan konsep pariwisata berkelanjutan termasuk peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia di mana Kabupaten Samosir termasuk di dalamnya.
Samosir telah lama dikenal sebagai ikon pariwisata Wonderful Indonesia di kawasan Danau Toba. Kabupaten yang memiliki seluruh Pulau Samosir dan sebagian wilayah daratan Pulau Sumatera ini menjadi jantung Danau Toba. Jenis objek wisata di wilayah ini sangat beragam, mulai dari wisata alam, sejarah, religi, hingga budaya.
Kemenparekraf telah mengeluarkan panduan Cleanliness, Healthy, Safety, Environmental Sustainability (CHSE) untuk kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Panduan ini menjadi pedoman bagi pelaku industri pariwisata untuk mewujudkan MICE di Indonesia Aja, khususnya di Samosir.
Untuk membangkitkan kembali pariwisata, maka 5K (kebersihan, keramahan, kesehatan, kebudayaan, dan kelangsungan) berikut ini perlu menjadi fokus pemerintah dan masyarakat di Samosir.
1. Kebersihan
Kebersihan merupakan faktor utama dalam kenyamanan berwisata. Jika tidak didukung dengan lingkungan yang bersih dan asri, panorama yang indah saja belum tentu dapat membuat wisatawan betah.
Di sisi lain, kehadiran wisatawan akan meningkatkan volume sampah di wilayah Samosir. Karena itu kesadaran masyarakat, kesadaran wisatawan, dan pengelolaan yang baik menjadi kunci utama dalam menjaga kebersihan di wilayah ini.
Ucapan selamat datang sekaligus imbauan agar menjaga kebersihan dapat digaungkan melalui pengeras suara ketika kapal motor atau feri merapat di pelabuhan atau kendaraan bermotor melewati Menara Pandang Tele.
Cara ini dapat ditempuh untuk meningkatkan kesadaran masyarakat ketika onan (pasar) digelar setiap hari Rabu di Pangururan mengingat warga dari 9 kecamatan di wilayah Samosir turut meramaikan onan tersebut.