"Apa ini?"
"Gerimis."
"Gerimis?"
"Ya."
"Untuk apa?"
Linar menatap pemuda di sampingnya. "Setiap kali gerimis turun, aku menampungnya setetes saja dalam cangkir ini karena aku ingin memberikan secangkir gerimis untukmu saat kita bertemu. Kau tahu berapa kali gerimis yang harus kulalui sebelum hari ini?"
"Linar..."
"Tolong, jangan ucapkan maaf saat ini."
Lingkar diam. Gadis itu benar, kata maaf telah kehilangan makna. Ia bersalah telah membuat Linar menunggu dan alasan apa pun hanya akan menambah luka yang jelas tampak di sorot mata gadis.
"Entah kau masih mengingatnya atau tidak, aku pernah mengirimkan sebuah foto. Lihatlah baik-baik, ini cangkir dalam foto itu."
Lingkar memutar kembali ingatannya. Sebuah surel dari Linar pernah mampir dengan lampiran foto sebuah cangkir. Ia takkan pernah melupakan kalimat-kalimat yang tertulis di foto itu.