Lihat ke Halaman Asli

Fitri Manalu

TERVERIFIKASI

Best Fiction (2016)

Secangkir Gerimis yang Menjelma Menjadi Hujan

Diperbarui: 24 Juni 2021   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: secangkir kopi saat gerimis turun Sumber: majalah.ottencoffee.co.id

"Apa ini?"

"Gerimis."

"Gerimis?"

"Ya."

"Untuk apa?"

Linar menatap pemuda di sampingnya. "Setiap kali gerimis turun, aku menampungnya setetes saja dalam cangkir ini karena aku ingin memberikan secangkir gerimis untukmu saat kita bertemu. Kau tahu berapa kali gerimis yang harus kulalui sebelum hari ini?"

"Linar..."

"Tolong, jangan ucapkan maaf saat ini."

Lingkar diam. Gadis itu benar, kata maaf telah kehilangan makna. Ia bersalah telah membuat Linar menunggu dan alasan apa pun hanya akan menambah luka yang jelas tampak di sorot mata gadis.

"Entah kau masih mengingatnya atau tidak, aku pernah mengirimkan sebuah foto. Lihatlah baik-baik, ini cangkir dalam foto itu."

Lingkar memutar kembali ingatannya. Sebuah surel dari Linar pernah mampir dengan lampiran foto sebuah cangkir. Ia takkan pernah melupakan kalimat-kalimat yang tertulis di foto itu.

Kau tahu? Gerimis di sini makin kerap saja. 

Setiap kali gerimis turun, kutitipkan doa untukmu di setiap tetesnya. 

Semoga kau selalu sehat dan berbahagia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline