Lihat ke Halaman Asli

Fitri Manalu

TERVERIFIKASI

Best Fiction (2016)

Tolong, Berikan Saya Makan Malam Cerpen!

Diperbarui: 13 Maret 2018   22:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: www.todayifoundout.com

"Jadi, beginilah cara begundal-begundal ini menuliskan karya mereka," gumam Viktor kepada dirinya sendiri. Ia membolak-balikkan surat kabar yang sedang dibacanya. Setumpuk surat kabar lainnya berserakan di atas meja kerjanya yang mengilap. Hari masih pagi, tetapi ia sudah menyekap dirinya dalam ruang baca yang dijejali buku-buku. 

"Borya... Borya!" Viktor berseru memanggil pelayan laki-lakinya. Suara langkah-langkah cepat terdengar mendekati ruang baca. Pintu diketuk, lalu terbuka. Seorang pemuda dengan sikap ragu-ragu melongok dan melangkah masuk.

"Ya, Tuan?"

"Hidangkan sarapan saya sekarang. Lekaslah! Ah... begundal-begundal ini benar-benar membuat saya pusing!" Viktor mulai mengomel. "Kamu harus bersyukur dengan pekerjaanmu. Belakangan ini, semakin sulit menemukan cerpen bermutu. Sama sulitnya dengan mencarikan seorang gadis baik untukmu di kota ini!"

Pipi Borya bersemu ketika mendengar kata "gadis baik". Ia tahu pasti, tuannya membenci gadis cekikikan dengan baju terbuka dan mabuk vodka dalam pesta-pesta. Namun, Borya berpura-pura tidak tahu dan berkata, "Mmm... saya tak mengerti, Tuan. Cerpen bermutu? Gadis baik?"

"Ah... Borya yang malang. Kamu harus membaca semua surat kabar ini. Sudah saya katakan padamu, kamu harus rajin membaca agar pikiranmu dipenuhi hal-hal yang berguna. Kamu benar-benar payah!"

"Bukannya saya tidak mau, Tuan. Sejujurnya... saya kesulitan memahami bahasa berita-berita itu," elak Borya malu-malu.

"Cerpen, Borya. Kita sedang membicarakan sebuah cerita yang akan saya kritik hari ini. Sungguh sial, saya belum menemukan satu cerita pun."

"Satu pun?" tanya Borya. Pemuda itu lalu melihat ke arah tumpukan surat kabar di meja tuannya.

"Ya, saya belum menemukannya," tegas Viktor. "Sementara saya terus mencarinya, tolong bawakan sarapan saya kemari."

"Baik, Tuan."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline