Lihat ke Halaman Asli

Fitri Manalu

TERVERIFIKASI

Best Fiction (2016)

Puisi | Setiap Pagi Adalah Rindu

Diperbarui: 4 Maret 2017   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Ilustrasi: Motivational Speakers Review

Setiap pagi adalah rindu yang bersemayam di kedalaman mataku. Seringkali terselip di lembaran-lembaran buku yang tak pernah tuntas kubaca, atau terjatuh di lantai hitam putih lantas esok tersapu.

Jika ada yang mencubit-cubit hatiku, itulah kau. Kau kerap berkunjung tanpa aba-aba dan melongok dari pintu, “Ini aku! Mampuslah kau tergila-gila.” Abrakadabra. Lalu, sepasang mawar merah mekar di pipiku.

Setiap senja adalah tunggu yang rentangnya menyiksa waktu. Kadang-kadang ingin bertengkar dengan semburat yang lamban, atau jingga yang bergegas karena ingin tergesa.

Bila aku harus marah, tentulah pada sepasang mata cokelatmu. Karena pendarnya sirna tanpa lambaian. “Selamat tinggal.” Pintu tertutup. Simsalabim. Segalanya hilang seperti kenangan tanpa bayang-bayang.

Setiap malam adalah penutup rindu. Ia masih ingin berkunjung atau pergi? Sungguh terserah padanya. Karena sebuah pintu mungkin akan kembali diketuk esok hari.

***

Tepian DanauMu, 03 Maret 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline