Lihat ke Halaman Asli

Indonesia , Masa Gini???

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“Segala nikmat dan anugerah yang kuasa, semuanya ada disini.. rumah kita....”

Indonesia merupakn negara yang amat kaya akan sumber daya alamnya, tanah yang subur, melimpah hasil bumi dan tambanya, yang membentang dari sabang sampai merauke. Ya, Indonesia tidak hanya kaya akan SDA alamya, tapi juga kaya akan ragam budayanya. Sudah hampir 70 tahun negara indonesia berdiridan merdeka, segala bentuk pembangunan dan terobosan baru sudah mengiringi kebangkitan negeri ini. Di masa ordebaru , Pembangunan dapat berjalan secara bertahap dan berkelanjutan dengan adanya GBHN danrepelita. Tingkat pertumbuhan ekonominaik, dengan rata-rata 7 %dan telah mampu berswasembada pangan. Dinunia politik, banyak tumbuhpartai politik baru, yang berarti tingkat partisipasi masyarakat semakin terbuka dan lebih demokrasi . begitu pula dibidang sosial, dan pendidikan serta kesehatan dengan adanyabantuan dari pemerintah untuk rakyatkecil.

Lihatlah kini....

Banjir tahunan yang rutin, konflik antar parttai, pejabat yang korup, pendidikan tak merata, subsidi yang tak tepat sasaran, korupsi yang tumbuh bak jamur dimusim hujan, pembangunan yang timpang , harga bahan pokok yang semik mencekik , eksploitasi tambang yang semakin merebak, dan yang terparah,, hutang dimana-mana... woww... pemandangan yang sudah biasakita lihat.

Yang kaya makin kaya,,yang miskin makin miskin.....

Meskipun sudah 70 tahun negara ini ada, tak dapat dipungkiri ada satu hal paling menonjol yang selalu menjadi sorotan mata. Apa itu? Perkembangan dan kemajuan bangsa Indonesia disegala bidang tak luput dengan satu hal, yaitu korupsi. Korupsi dan para tikusnya banyak bertebaran dimana-mana, tidak hanya pejabat, politisi atau petinggi sajayang terkena penyakitkorupsi, tapi telah mewabah dan merasuki tatanan kehidupan masyarakat umum di seluruh Indonesia.

Apa artinya? Jika hal ini sudah menjadi penyakit yang akut, makan kita tinggal bersiap untuk tersungkur ke jurang hutang berkepanjangan di atas kekayaan alamnya yang   melimpah. Salahkah aturan dinegeri kita? Hingga korupsi begitu bersahabat dan betah disini.bagaiman nasib penerus kita kelak? Korupsi seakan menjadi kekayaan turun temurun dari masa kemasa. ... ribuan anggaran negara dimakan para tikus jalang...

Pencegahan , pemberantasan terhadap korupsi saat ini tak ubahnya bagai memetik daun teh atau menebang ranting pohon? Setelah memetik atau menebangnya, akan tumbuh lagi pohon baru yang mungkin semakin banyak. Ada penggagas, pelaksana dan ada juga yang diajak untuk tutup telinga atau tutup mata saat mengetahui sedang terjadi korupsi. Hebat dan canggih pola korupsi dari hari ke hari, sepertinya merekatidak mau ketinggalan dengan kemajuan jaman di era globalisasi. Begitulahstrategi mainnya ......

Meskipun telah ada KPK dan gembar-gembor slogan antikorupsi, namun seperti yang dapat kita tebak, korupsi tak pernah kunjung padam dan pindah dari Indonesia. Penah terdengar  ada ajuan “Undang-Undang Hukuman Mati bagi Pelaku Tindak Korupsi” yang diajukan, tapi akkhirnya???tak ternah terwujud ! jika ada, itu pun hanya segelintir legislator yang terbuka mata hatinya dan perduli, lalu ujung-ujungnya tenggelam dan kalah dalam perdebatan.

Perhatian para pemimpin bangsa ini pada aktivitas pemberantasan korupsi belum begitu serius. Why ...? Pemberantasan korupsi dibiarkan jalan sendiri ditengah-tengah hegemoni kekuasaan negara ini. Dimana ternyata para pelaku atau aktor korupsi justru dilakukan oleh mereka-mereka juga yang duduk di bangku terhormat. Ga malu ....???

Jika mengacu pada pasal 12 UUD 1945, dan dirasa korupsi memang membahayakan bagi negara, maka seharusnya para pemegang kebijakan dapat bertindak tegas, hukum mati para koruptor!

Dan lagi....

Tidak dipungkiri bahwa isu terkait BBM adalah salah satu isu paling seksi dan hot dalam politik Indonesia. Fenomena ini, usut punya usut sebagai bentuk pengalihan isu yang dibuat oleh pemerintah. Setiap terjadi kenaikan harga BBM maka Pemerintah akan meredamnya dengan kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT). Walaupun secara teoritis kebijakan transfer payment seperti BLT ini sudah tepat untuk meredam shock saat terjadi kenaikan BBM, namun kebijakan ini juga dijadikan sebagai ajang money politics penguasa untuk mencari simpati masyarakat, khususnya masyarakat kecil.

Lain lagi dengan pembangunan kita.. Laporan Global Competitiveness Index (GCI) yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF) 2012 menyebutkan bahwa salah satu permasalahan utama Indonesia adalah ketersediaan dan kualitas infrastruktur yang masih buruk.

Demokrasisebagai bentuk kedaulatan rakyat pun masih dipertanyakan...

Demokrasi justru dibungkussebagai umpan yang lezat... dimana kebijakan yang dibuat cenderung condong ke penguasa untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak berpihak pada kesejahteraan dan keadilan. Ibarat pembantu dan majikan,hukum juga tunduk pada politik.rakyat dipaksa “ yes”dengan segala janji manis itu.

Dalam sistem demokrasi, siapa pun tak bisa menjadi penguasa dan pejabat kecuali jika mendapat dukungan politik dan modal. Karena itu dalam sistem demokrasi peran cukong politik dan cukong modal sangat menentukan dan berpengaruh pada penguasa dan kebijakaannya . Tentu tidak ada sesuatu yang gratis. . Democracy is sold to the bighest bidder..

Kepentingan rakyat yang semakin makin terpinggirkan dan tak terurus menunjukkan bahwa doktrin demokrasi dengan pemilihan langsung oleh rakyat yang akan menghasilkan penguasa dan politisi yang mendengarkan aspirasi rakyat hanyalah ilusi, ilusi demi ilusi: ilusi kesejahteraan, ilusi keadilan, ilusi kedaulatan, dan ilusi-ilusi lainnya. Semua itu pada akhirnya menjadi bukti kebobrokan sistem demokrasi.

Meski Indonesiaku kini tlah berubah, suatu saat nanti pasti akan ada waktunya untuk kita bisa bangkit dan maju, meski harus diawali olehmimpi dan hayalan “.Nothing is imposible ... kita hanya perlu keyakinan, keberanian, keseriusan, dan ketegasan.... !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline