Lihat ke Halaman Asli

Fitri Kirana

Mahasiswa

Fungsionalisme Struktural: Talcott Parsons

Diperbarui: 15 September 2022   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Biografi singkat Talcott Parsons 

Talcott Parsons lahir di Colorado Spring pada tahun 1902. Ayahnya merupakan seorang pendeta dan profesor. Pada tahun 1924 parsons telah berhasil menyelesaikan studi sarjananya di Universitas Amherst, lalu pada tahun 1937 Parsons mulai menerbitkan buku yang berjudul "The Structure of Social Action" dan kemudian menjadi ketua jurusan atau ketua departemen sosiologi di kampusnya. Parsons mulai mendirikan departemen hubungan sosial pada 1946 dan menyusun kembali buku terbarunya "The Social System" pada tahun 1951. Namun pada tahun 1960'an Parsons mendapat serangan dari kaum sayap kiri radikal karena dianggap terlalu konservatif dan teori yang Parsons miliki sulit dipahami. Talcott Parsons meninggal dunia pada tahun 1979. Namun pada tahun 1980'an teorinya justru semakin eksis dan digunakan oleh para sosiolog negara berkembang, padahal jika kita lihat sebelumnya teori Parsons banyak menuai kritik.

Asumsi dasar dari teori fungsionalisme struktural

Asumsi dasar teori fungsionalisme struktural : dianalogikan seperti sebuah tubuh manusia. Dimana Parsons menjelaskan bahwa suatu masyarakat terintegrasi karena adanya suatu kesepakatan bersama mengenai nilai -- nilai kemasyarakatan tertentu sehingga mereka dianggap sebagai sebuah sistem yang memiliki fungsi masing -- masing dan berguna menjaga suatu keseimbangan masyarakat. Dapat kita simpulkan bahwa masyarakat menurut Parsons, adalah suatu sistem -- sistem sosial yang saling ketergantungan dan memiliki keterikatan antara satu dengan lainnya.

Pemikiran fungsionalisme struktural tidak terlepas dari aktor dan sistem sosial. Menurut parsons aktor merupakan sebuah gabungan dari beberapa pola nilai dan orientasi yang diperoleh. Menurut Parsons, didalam suatu sistem sosial terdiri dari beberapa aktor individu yang berinteraksi di dalam lingkungan tertentu. Di dalam sistem sosial ini. mereka memiliki motivasi/orientasi untuk mencapai sebuah kepuasan yang dapat diartikan dalam term symbol bersama (seperti aturan, nilai, norma tradisi) yang terstruktur secara kultural. Adapun komponen yang berada di dalam sistem sosial, meliputi : aktor, interaksi, lingkungan, optimalisasi kepuasan dan culture dari aktor

Eksistensi aktor

Dalam sistem sosial, kunci utama yang digunakan untuk memelihara integrasi pola nilai dan sistem sosial adalah proses internalisasi dan sosialisasi. Jadi untuk menjaga sebuah nilai harus melalui pola tertentu yaitu internalisasi dan sosialisasi. Pada proses ini, individu ditanamkan berbagai pola nilai, aturan, norma dan adat istiadat. Tujuan yang dicapai dari proses sosialisasi ini adalah untuk menanamkan hal -- hal yang berkaitan dengan identitas individu ataupun masyarakat tersebut. Pada proses pertama, sosialisasi ditanamkan melalui berbagai pola nilai norma, setelah itu individu akan memiliki nilai norma, order dan proses internalisasi yang semakin kuat. Hal ini akan menghasilkan kesadaran kolektif, (Individu sudah menjadi bagian yang melekat dalam diri masyarakat).

Berikut beberapa poin utama dari tindakan sosial aktor :

1. Tindakan manusia bersifat sukarela/voluntaristik, maksudnya adalah individu tsb dgn sukarela menerima nilai,norma, aturan, adat istiadat, tradisi tersebut untuk menjadi bagian dari dirinya

2. Tindakan individu sebagai pelaku dengan berbagai alat yang ada, akan digunakan untuk mencapai tujuan dengan bermacam cara, tentunya dengan bimbingan nilai dan norma yang telah diinternalisasi dalam dirinya

3. Tindakan individu memiliki kebebasan untuk memilih sarana atau alat dan tujuan yang dicapai dan dipengaruhi oleh lingkungan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline