Lihat ke Halaman Asli

Esai Tiga Faktor Tidak Meratanya Pendidikan di Indonesia

Diperbarui: 3 Juni 2016   20:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah sebuah hak yang harus di berikan kepada semua anak yang ada di dunia. Dimana dalam setiap tahap pemenuhan hak tersebut harus di dukung dengan fasilitas yang baik. Karena melalui pendidikan yang baik akan tercipta Sumber Daya Manusia(SDM) yang baik pula. Dan sebaik-baiknya suatu Negara adalah Negara yang mampu meratakan dan memperbaiki tingkat pendidikannya. Namun, kenyataannya tidak semua Negara mampu meratakan tingkat pendidikan yang ada di negaranya. Contohnya saja di Indonesia, masih banyak sekali daerah-daerah yang tingkat pendidikannya belum merata. Dimana ini disebabkan oleh banyak hal, baik secara tehnis pengajarannya maupun fasilitasnya. Berikut adalah beberapa hal yang menyebabkan ketidakmerataan yang terjadi di Indonesia.

Pertama, tidak meratanya pendidikan di Indonesia di sebabkan oleh pergantian kurikulum yang tidak konsisten. Contohnya saja penggunakan kurikulum CBSA, KBK, KTSP dan K2013. Di tengah-tengah ketidak merataannya pendidikan di indonesia pemerintah tiba-tiba saja mengeluarkan kebijakan pergantian kurikulum menjadi K2013 padahal saat itu fasilitas yang ada di setiap daerah berbeda-beda, ada yang sudah maju dan ada pula yang masih sekedarnya. Lalu, mengapa pemerintah tidak memikirkan bagaimana cara memenuhi kebutuhan sarana prasarana di setiap daerahnya dulu sebelum mengubah kurikulumnya?

Kedua, seperti yang di jelaskan di atas bahwa fasilitas juga menjadi faktor penting di dalam pemerataan tingkat pendidikan di Indonesia, karena dangan fasilitas yang baik dan mendukung akan mempermudah para pengajar menyampaikan materi pembelajaran dan ini juga mempermudah para siswa untuk mengerti tentang materi yang di sampaikan. Tapi, di Indonesia setiap daerahnya belum tentu memiliki buku pelajaran dan referensi yang sama, bahkan masih ada sekolah-sekolah yang buku-bukunya tidak lengkap. Belum lagi ada sekolah-sekolah yang fasilitas lab, Komputer dan kelasnya masih belum memadai. Padahal ini termaksud penunjang yang paling penting dalam proses pembelajaran.

Ketiga, selain penerapan kurikulum dan fasilitas yang kurang lengkap, ada satu masalah lagi yang bisa dianggap krusial dalam hal pemerataan tingkat pendidikan di Indonesia yaitu kualitas pengajar. Ternyata kualis pengajar di setiap daerah itu berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan daerahnya maka semakin baik pula kualitas pengajarnya. Lalu apa yang menyebabkan ini terjadi? Ini karena kurangnya bimbingan yang di berikan kepada pengajar dalam hal mengajar dan terkadang ini adalah akibat dari kurangnya Sumber Daya Manusia di suatu daerah menyebabkan secara terpaksa para pengajar yang belum siap mengajar sudah di jadikan pengajar, tentu saja ini sangat menghambat kemajuan pendidikan di daerah tersebut.

Lalu, solusi untuk masalah ini adalah pemerintah seharusnya lebih memperhatikan daerah-daerah terpencil dan tidak hanya sibuk memajukan daerah-daerah yang sebenarnya sudah baik tingkat pendidikannya, memberikan sarana dan fasilitas yang memadai di setiap daerah sampai semua daerah sudah memiliki fasilitas yang baik. Lalu, memperbaiki kurikulum agar terjadi keseimbangan antara keinginan memperbaiki sistem pendidikan dengan saran perwujudtanya.

 Dan setelahnya pemerintah Sharuslah membangun kerjasama antara pemerintah di setiap daerah untuk memantau kemajuan pendidikan di daerah masing-masing. Karena Negara yang baik tingkat pendidikannya dan mampu menciptakan SDM yang baik sehingga bisa memajukan setiap daerahnya dan membantu memperbaiki Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline