Lihat ke Halaman Asli

Fitri Indralia Mossy

Amour et Affection

Pemilihan Cerpen yang Terjadi di Dunia Nyata

Diperbarui: 20 Agustus 2020   01:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Dalam situasi yang diwarnai pandemi yang membuat semua aktivitas terhentikan pilihan satu-satunya adalah membaca, kemudian membuka wawasan kita untuk berplfikir dengan leluasa.

Kompilasi cerpen pilihan kompas 2019. Terdapat 51 cerpen dalam setahun yang ditebas hingga 20 cerpen yang terpilih. Tulisan-tulisan ini diangkat dalam perstiwa yang terjadi sehari-hari.

Buku ini pandangan realisme seni terlihat pada cerpen "Mereka Mengeja Larangan Mengemis" karya Ahmad Tohari. Kisah anak-anak tidak sekolah memutuskan untuk mengamen, kemudian bertumbukan dengan aturan-aturan pemerintah.

Demikian dengan cerpen "Musim Politik" karya Seno Gumira Ajidarma dalam cerpen ini ia menyodorkan realitas perseteruan politik lewat anak-anak karena perbuatan orang-orang dewasa yang sadis.

Dalam buku ini terdapat keunikan cerpen-cerpen yang dimuat. Tapi yang menonjol dalam cerita pendek kali ini bernuansa suram, kelam bahkan banyk cerita tentang kematian.

Kematian itu di potret dengan cara beragam. Dalam cerpen "Hyang Ibu" karya Made Adnyana Ole, "Semangkuk Perpisahan di Meja Makan" karya Miranda Seftiana, "Di Atas Tanah Retak" karya Indra Tranggono.
 
Ada pula kematian yang memilukan terdapat pada karya Zainul Muttaqin dalam cerpen "Celurit di Atas Kuburan." Ada juga kematian diungkapkan dengan fras dan metaforik misalnya dalam karya Triyanto Triwikromo dalam cerpennya yang berjudul "Mati Setelah Mati."

Silahkan membeli dan mencicipi.
Selamat membaca.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline