Lihat ke Halaman Asli

Penerapan Model PBL untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD

Diperbarui: 28 September 2024   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Pendidikan memiliki peran penting bagi setiap orang. Melalui pendidikan, seseorang dapat meningkatkan kualitas dirinya. Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1, pendidikan adalah upaya yang disengaja dan terencana untuk menciptakan lingkungan belajar serta proses pembelajaran yang mendorong siswa aktif dalam mengembangkan potensinya. Motivasi belajar merupakan faktor pendorong yang membuat seseorang tertarik untuk belajar. Jika motivasi belajar rendah, dapat menimbulkan dampak negatif. Oleh karena itu, guru perlu memberikan dorongan motivasi baik sebelum maupun setelah kegiatan pembelajaran (Handayani dan Nurlizawati, 2022, 364).

Matematika adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui proses berpikir (Siagian, 2016, 59). Salah satu strategi dalam pembelajaran matematika adalah dengan meningkatkan motivasi belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan umpan balik positif, menghargai pencapaian siswa, serta menggunakan materi yang dapat memotivasi mereka (Purwanti dan Putra, 2019, 40).

Menurut Piaget (Nianggolan dan Daeli, 2021, 32) perkembangan anak dibagi menjadi 4 tahap yaitu usia 0-2 tahun tahap sensorimotor, 2-6 tahun tahap pre-operasional, 7-11 tahun tahap operasi konkret, dan 12 tahun hingga dewasa tahap operasi formal. Dengan demikian siswa kelas IV SD termasuk pada tahap operasi konkret. Dalam tahap ini siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar, suka berkelompok, sudah mampu berpikir logis dan objektif, serta mampu mengidentifikasi dan menunjukkan sikap kritis.

Seseorang membutuhkan dorongan atau motivasi internal yang kuat untuk memicu aksi atau tindakan tertentu. Menurut Sardiman dalam Trygu (2021) motivasi adalah faktor yang diperlukan seseorang untuk menggerakkan dirinya sendiri. Ketika seseorang melakukan aktivitas/bergerak berarti dalam dirinya memiliki alasan ataupun keinginan dalam melakukan aktivitas tersebut. Adapun indikator motivasi belajar menurut Faradita (2019) menjelaskan bahwa indicator untuk mengukur motivasi belajar diantaranya: terdapat keinginan untuk berhasil; adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; adanya harapan dan cita-cita di masa yang akan datang; adanya penghargaan dalam belajar; adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang peserta didik dapat belajar dengan baik.

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan peserta didik. Pembelajaran hendaknya dilaksanakan dengan sebuah hal yang menarik, sehingga interaksi yang terjadi tidak hanya satu arah namun interaksi dua arah antara guru dan peserta didik. Menurut Rosidah (2018, 63-64) model Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang berorientasi pada permasalahan siswa terampil berpikir kritis sehingga mampu membangun pengetahuannya sendiri serta mampu menyelesaikan masalah. Menurut Yunus (Nugraheni dan Relmasira, 2017, 5-6) menyatakan bahwa Problem Based Learning (PBL) memiliki tujuh tahapan, yaitu: menemukan masalah; membangun struktur kerja; menetapkan masalah; mengumpulkan berbagai informasi; merumuskan solusi; menentukan solusi terbaik; dan menyajikan solusi. Agar tujuan pembelajaran tercapai, model pembelajaran tentu dirancang dengan baik. Apapun model pembelajaran tentu memiliki kelebihannya sendiri. Yulianti dan Gunawan (2019, 402) menjelaskan kelebihan PBL yaitu membantu peserta didik memahami materi; menantang kemampuan siswa; meningkatkan kegiatan pembelajaran; membantu siswa memahami masalah; dan membantu mengembangkan pengetahuan peserta didik. Dibalik sebuah kelebihan, tentu terdapat kekurangannya. Menurut Yulianti dan Gunawan (2019, 402) mengungkapkan kekurangan PBL yaitu jika siswa kurang percaya diri maka siswa engga untuk mencoba; untuk menyiapkan model ini butuh waktu yang cukup; kurangnya pemahaman awal akan menyebabkan siswa kurang termotivasi.

Media pembelajaran yaitu sarana yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian informasi dan memberi instruksi kepada siswa dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa selama proses pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Hadder dan Juliano, 2021, 4797). Kemajuan perkembangan zaman juga memicu perubahan pada penggunaan media dari konvensional beralih ke media digital. Quizziz adalah sebuah aplikasi game edukasi dengan berbagai fitur yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar (Ni’mah, dkk., 2023, 2985).

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif dengan guru kelas IV Al Farghani SD Muhammadiyah Sapen. Subjek penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas IV Al Farghani SD Muhammadiyah Sapen tahun ajaran 2024/2025 dengan jumlah 15 peserta laki-laki dan 19 peserta perempuan. Data dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif berupa hasil belajar siswa dan kualitatif berupa penerapan model Problem Based Learning (PBL). Sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa, guru, dan dokumen. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan penilaian hasil belajar, observasi, dan dokumen. Uji validitas data menggunakan triangulasi teknik dan sumber.

Adapun proses penelitian tindakan kelas menurut Arikunto, dkk. (2017, 41) yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak 2 siklus dan terdiri dari 2 pertemuan pada setiap siklusnya dengan tahapan yang sama.  Tahapan siklus I pada perencanaan peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas, sharing mengenai model PBL, menentukan waktu penelitian, menyusun scenario dan modul ajar, menyusun instrument penelitian, menyiapkan media dan sarana prasarana mendukung, dan menyiapkan alat dokumentasi. Pada pelaksanaan peneliti melakukan rencana yang telah dibuat dalam kegiatan pembelajaran matematika dengan model PBL dengan langkah-langkah yaitu: (1) mengorientasikan peserta didik pada masalah; (2) mengorganisasikan peserta didik untuk belajar; (3) membantu investigasi mandiri dan kelompok; (4) mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya; (5) menganalisis dan mempresentasikan hasil karya. Pada pengamatan dilaksanakan selama pembelajaran dengan menerapkan model PBL dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan peneliti melakukan dokumentasi. Pada tahap refleksi peneliti merefleksi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan langkah-langkah model PBL. Tahapan siklus II pada perencanaan dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus I. Pada tahap ini melakukan koordinasi dan mencari solusi terhadap permasalahan yang ada kemudian menyusun skenario dan modul ajar, mempersiapkan media dan sarana prasarana, dan menyiapkan alat dokumentasi. Pada pelaksanaan dilakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan model dan langkah yang sama pada siklus I. Pada tahap pengamatan dilaksanakan selama pembelajaran mengenai penerapan model PBL dengan lembar observasi yang dibuat. Serta pada tahap refleksi dilakukan untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilakukan dengan menerapkan model PBL.

Hasil dan Pembahasan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline