Malam ini terlihat aktivitas lebih padat dari biasanya. Semua orang terlibat dalam persiapan perpisahan sederhana yang akan kami gelar . Besok pagi para relawan dari Jawa Timur tugasnya akan purna. Malam ini adalah malam terakhir kami bersama.
Ada gundah mendalam yang kurasa. Sebuah beban yang makin menekan dalam hati. Aku tak tahu harus berbuat apa. Otakku tak mampu berpikir jernih. Hilir mudik orang dan gelak tawa mereka tak mampu mengusir gundah hatiku. Aku merasa sepi di tengah keramaian. Aku merasa sendiri di antara banyak orang.
Kutangkap sosok seseorang yang duduk di sudut ruang. Sendiri. Sejenak kuperhatikan. Oh ... Hida. Aku lihat dia tampak murung. Ingin rasanya aku mendekati, menghibur, dan bercerita. Cerita yang selalu membuatnya tertawa. Namun kali ini aku tak kuasa. Ada berjuta tangan yang menahan langkahku.
Kututup rapat muka dengan kedua telapak tangan. Aku mengutuk diriku sendiri yang tak mampu menghadapi kenyataan. Bahkan untuk menghadapi Hida, aku tak memiliki keberanian. Ya Allah ... berikan kekuatan pada jiwaku untuk menghadapi semuanya. Berikan keberanian hatiku untuk menerima semua konsekuensi yang akan terjadi.
Kaki ini melangkah gontai. Bagai terbelenggu rantai, gemetar dan berat. Hida, bagaimana aku harus menyapamu? Sementara aku tak mampu meredakan gemuruh gundah hatiku. Rasa bersalah berlumur rasa tak tega makin menghimpit.
"Kakak !"
"Iya, Dik?"
"Kenapa nggak bergabung dengan mereka?"
Aku tak mampu menjawab. Aku tahu perasaan Hida sama dengan perasaanku. Kami sama-sama tak mampu melampaui masa-masa terakhir ini. Masa yang sangat berat untuk berpisah. Tanpa kami sadari, selama kami bersama, lambat tapi pasti perasaan kami bersemi kembali. Seiring cerita lama yang kami untai .
"Besok pagi aku sudah kembali, Kak. Aku tak akan dengar cerita Kakak lagi." Suara Hida memecah keheningan di antara kami. Dia yang biasanya selalu menunggu, kali ini berani memulai. Hatiku mulai gentar. Ada kekhawatiran tentang perubahan Hida. Perubahan yang membuat dia makin berani. Keberaniannya dalam memperjuangkan sesuatu.
"Kak Imam tak mendengarku?"