"Kalau kena Mpox tidak perlu obat apa-apa. Cukup perlu tidur, perbanyak makan protein hewani. Virus tidak ada obat."
Cuitan yang beredar di media sosial di atas cukup menuai beberapa komentar dari warganet lain, yang isinya terkesan sepakat atas pernyataan yang dikemukakan.
Ada yang mencuit, "Oh, iya memang, kan virus enggak ada obatnya" atau "Mpox itu sembuh sendiri, nanti juga hilang kok. Tubuh bakal melawan sendiri virusnya."
Lantas, apakah benar jika terinfeksi Mpox tidak membutuhkan pengobatan dan sembuh sendiri? Ruam atau lesi pada gejala Mpox seperti cacar, nantinya akan kering, mengelupas, dan sembuh sendiri.
Akan tetapi, perjalanan menuju pemulihan bagi seseorang yang positif terinfeksi Mpox tidak bisa dikatakan 'sembuh sendiri tanpa obat.'
Pengobatan Mpox dan penanganan medis tetap dibutuhkan. Ada sejumlah penjelasan yang perlu diluruskan dari narasi yang menyebut kena Mpox tidak membutuhkan obat apapun.
Pertama, istirahat cukup dan konsumsi makanan yang baik merupakan salah satu konsep sehat secara umum.
Melalui siaran pers Kementerian Kesehatan RI tanggal 14 September 2024 yang merespons atas narasi 'kena Mpox tidak perlu obat', ditegaskan bahwa tidur yang cukup, konsumsi makanan yang baik, dan olahraga teratur itu termasuk konsep sehat secara umum.
Seringkali kita mendengar, konsep sehat tersebut utamanya guna mencegah penyakit. Dalam hal ini sebagai bentuk upaya pencegahan terhadap penyakit. Dengan pola hidup sehat, kita menjaga tubuh tetap sehat, tidak gampang sakit.
Kedua, obat simptomatik untuk meredakan gejala.
Lain halnya pada kondisi seseorang yang positif Mpox. Tubuh dalam keadaan sudah terinfeksi virus disertai gejala yang dialami.
Gejala Mpox berupa demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan) dan ruam atau lesi kulit.