Lihat ke Halaman Asli

Fitri Haryanti Harsono

TERVERIFIKASI

Penulis di Kementerian Kesehatan RI

Risiko Tertular Mpox, Apakah LSL dan Biseksual Saja?

Diperbarui: 1 September 2024   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelompok orang yang berisiko tertular Mpox. (Image by pch.vector on Freepik)

"Mpox itu penyakit yang menular di kalangan homoseksual dan seks bebas. Stop takut kalau Anda enggak ngelakuin itu" atau "Mpox itu penyakit LGBT (LSL/Lelaki Seks dengan Lelaki, GBMSM/Gay, Biseksual dan Pria-yang-berhubungan-seks-dengan-pria lainnya)."

Cuitan di atas cukup banyak beredar di media sosial sehingga terkesan dianggap hanya kelompok orang dengan orientasi seksual menyimpang yang menjadi sasaran penularan Mpox. Anggapan lainnya, jangan takut terhadap penularan Mpox bila tidak termasuk kelompok orang dengan orientasi seksual menyimpang.

Lantas, tepatkah anggapan tersebut? Sebab, bagi sejumlah orang yang membaca bisa saja 'ditelan mentah-mentah' anggapan yang berseliweran di media sosial, yang berujung pada "oh, ngapain takut sih sama Mpox."

Menyoal kelompok orang yang berisiko tertular Mpox, ada beberapa penjelasan yang perlu diluruskan. 

Pertama, mayoritas kasus pelaporan Mpox dialami laki-laki dengan orientasi seksual LSL.     

Apabila kita lihat data wabah Mpox global terkini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, mayoritas kasus yang dilaporkan adalah laki-laki. Dari semua jenis penularan yang dilaporkan, hubungan seksual adalah yang dilaporkan paling umum terjadi.

Di antara kasus-kasus dengan data perilaku seksual tersebut, diidentifikasi sebagai laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.

Di Indonesia, sebagian besar kasus konfirmasi Mpox yang dilaporkan berjenis kelamin laki-laki. Mayoritas kasus ditemukan pada pasien dengan orientasi LSL dan kemungkinan cara penularannya sebagian besar melalui transmisi seksual, sebagaimana data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023.

Kedua, kontak erat dan berhubungan seks dengan gonta ganti pasangan. 

Dua kelompok ini masuk kategori rentan tertular virus Mpox. Kontak erat yang dimaksud meliputi orang yang serumah atau memiliki riwayat kontak, termasuk kontak seksual dengan seseorang yang terinfeksi dan tenaga kesehatan yang menangani kasus Mpox.

Dari informasi Kementerian Kesehatan dan WHO, orang yang berhubungan seks dengan banyak pasangan dan berganti--ganti berisiko tinggi tertular Mpox. Utamanya adalah laki-laki yang melakukan seks dengan sejenis.

Berdasarkan data epidemiologi yang tersedia, WHO turut menekankan, virus Mpox Clade Ib yang mewabah di Afrika telah menyebar dengan cepat di antara orang dewasa melalui kontak fisik yang dekat, termasuk kontak seksual.

Ketiga, anak-anak dan wanita hamil. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline