Lihat ke Halaman Asli

Fitri Ciptosari

Eco-populist and Lecturer of Ecotourism

Cacatan Perjalanan ke Desa Wisata Fatumnasi

Diperbarui: 28 Desember 2019   10:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Berikut ini adalah beberapa catatan perjalanan yang ditulis oleh siswi-siswi SMK 20 Desember Kupang sebagai tugas laporan perjalanan studi wisata di desa wisata Fatumnasi. 

Kontennya memuat cerita pengalaman personal ditambah dengan hasil analisa ataupun refleksi kritis dari teori kepariwisataan seperti klasifikasi motivasi dan pola pengeluaran wisatawan, dampak industri pariwisata, modal dasar pengembangan pariwisata, dan ruang lingkup karir dalam industri pariwisata.

Tulisan ini telah melewati proses editing karena banyaknya kesalahan penulisan dan komposisi. Namun demikian, proses editing tidak mengubah alur, gaya, dan inti cerita yang disampaikan. Meskipun sederhana catatan perjalanan ini diharapkan cukup memberikan informasi dan rekomendasi bagi calon pengunjung desa Fatumnasi, masyarakat desa Fatumnasi, dan stakeholder pariwisata NTT.

Selamat membaca 

 

Kesederhanaan Dapur dan Minimnya Air

Karya: Prisilia S. F. Naimnule

Saya ingin menceritakan pengalaman saya saat mengunjungi desa Fatumnasi, khususnya saat menginap di Homestay Lopo Mutis milik bapak Mateos Anin. Lopo Mutis adalah penginapan yang sangat unik karena sangat tradisional dan dibuat dari bahan-bahan lokal seperti alang-alang. Pelayanan dari bapak Mateos Anin dan keluarganya sangat ramah.

Hal yang menarik dari homestay lopo mutis adalah dapurnya yang sederhana namun sangat rapi dan nyaman. Setelah kami melihat-lihat lingkungan homestay, kami dipersilahkan untuk menggunakan dapur itu. 

Kami dipersilahkan menggunakan semua alat dan bahan yang tersedia di dapur itu. Kami segera menuju ke dapur untuk menyiapkan makan malam dari bahan - bahan yang kami belanjakan sebelumnya.

Saat memasak di dapur, kami berbagi tugas. Ada yang memasak nasi, memotong sayur, dan ada juga yang meracik sambal. Sambil memasak kami bercerita, tertawa bersama, dan terkadang kami juga berdebat saat memasak. Minuman seperti air panas, kopi dan teh sudah tersedia. Selain itu, ada ubi dan pisang yang boleh kami olah juga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline