Lihat ke Halaman Asli

dafit

manusia

Tentang Cinta: Apa yang Neurosains Katakan Tentang Perasaan Cinta?

Diperbarui: 22 November 2023   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

shutterstock

Cinta, perasaan yang mendalam dan rumit, telah menjadi subjek eksplorasi dalam banyak bidang, termasuk neurosains. Penelitian neurosains telah mencoba mengungkap rahasia di balik perasaan cinta, menyoroti proses otak yang terlibat ketika seseorang jatuh cinta.

Otak adalah pusat penting dalam pengalaman cinta. Ketika seseorang merasa jatuh cinta, terjadi sejumlah perubahan kimia di otaknya. Dopamin, hormon yang terkait dengan kenikmatan dan motivasi, berperan penting dalam proses ini. Tingkat dopamin yang meningkat dapat membuat seseorang merasa senang dan bergairah saat jatuh cinta. Namun, hal ini juga dapat menyebabkan efek "kecanduan" terhadap orang yang dicintai.

Selain dopamin, serotonin juga memainkan peran penting dalam cinta. Tingkat serotonin yang berkurang pada seseorang yang sedang jatuh cinta dapat menyebabkan munculnya perasaan obsesi terhadap pasangan. Ini bisa membuat seseorang terfokus secara berlebihan pada orang yang dicintai, bahkan hingga tingkat yang tidak sehat.

Tidak hanya hormon, namun bagian otak yang terlibat dalam cinta juga menarik perhatian neurosains. Misalnya, amigdala, bagian otak yang terkait dengan emosi dan respons terhadap stimulus emosional, terlibat dalam pembentukan dan pengaturan perasaan cinta. Ketika seseorang melihat atau berinteraksi dengan orang yang dicintainya, amigdala aktif dan memainkan peran penting dalam memproses emosi yang terkait dengan cinta.

Namun, meskipun neurosains telah memberikan wawasan yang berharga tentang proses otak saat jatuh cinta, tidak dapat mengurangi keindahan dan kompleksitas dari perasaan ini. Cinta adalah pengalaman manusiawi yang unik bagi setiap individu, melampaui sekadar reaksi kimia di otak. Ada dimensi emosional, psikologis, dan spiritual yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan oleh penelitian neurosains.

Dalam banyak hal, penelitian neurosains tentang cinta memberikan wawasan yang menarik, tetapi tidak sepenuhnya dapat menjelaskan keajaiban dan kedalaman perasaan ini. Cinta tetap menjadi misteri yang menginspirasi seni, sastra, dan kehidupan manusia secara keseluruhan. Sehingga, meskipun neurosains memberikan pandangan yang menarik, ada elemen-elemen dari cinta yang tetap melekat pada keajaiban yang sulit dijelaskan secara ilmiah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline