Lihat ke Halaman Asli

Fitria Salwa

Mahasiswa

Miedes, Kuliner Tradisional Warisan Budaya Autentik

Diperbarui: 26 Juni 2022   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Varian Miedes kuah dan goreng  sebagai warisan budaya takbenda autentik Pundong, Bantul. Foto: Salwa

Indonesia adalah negara yang kaya akan warisan budayanya, baik warisan budaya benda maupun tak benda. Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang memiliki warisan budaya yang cukup banyak dari warisan berupa benda, pustaka, sejarah, dan kuliner sekalipun. 

Warisan benda dan takbenda pun juga banyak ditemukan di kota yang istimewa ini, salah satu warisan budaya takbenda yang diwariskan secara turun menurun adalah Miedes. Istimewanya lagi, kuliner ini telah diakui sebagai warisan budaya takbenda pada tahun 2006 dengan nomer regristrasi 2016006656 oleh negara.

Miedes adalah makanan khas yang berasal dari Pundong, Bantul-Yogyakarta. Fakta menariknya, masakan yang dinobatkan sebagai warisan budaya takbenda ini hanya ditemui di wilayah Bantul karena pembuatannya yang hanya berada di wilayah Pundong, Bantul. Miedes pertama kali diperkenalkan oleh seorang sesepuh warga setempat yakni Alm. 

Bapak Pawiro Sentono. Miedes terbuat dari salah satu bahan umbi-umbian yaitu ketela. Ketela (umbi kayu) yang telah dibuat menjadi tepung kemudian dijadikan bahan pokok dalam pembuatan Miedes. Lain halnya dengan mie pada umumnya yang sering dijumpai terbuat dari tepung terigu. 

Dari segi ukuran dan tekstur, miedes memiliki ukuran mie yang relatif besar dengan tekstur yang lebih kenyal. "Mienya kan dibuatnya dari tepung singkong, jadi kenyal nikmat dari tekstur mie e, dan ngga alot jadi mudah meresap bumbu ke mienya," kata Bu Dillah salah seorang pembuat Miedes.

Asal mula kata Miedes adalah singkatan dari mie pedes, karena yang pada mulanya tersaji dengan citarasa pedas. Perpaduan bumbu rahasia desa dengan gurihnya telur dan udang kering (ebi), menjadi ciri khas penyajian kuliner khas Pundong ini. 

Taburan bawang goreng dan seledri, menjadikan pelengkap cita rasa bagi siapa saja yang menyantapnya. Walaupun Miedes mulanya disajikan dengan citarasa pedas, bagi yang tidak bisa ataupun tidak menyukai nuansa pedas Miedes pun dapat dinikmati dengan rasa yang tidak pedas. 

Miedes diolah menjadi dua variasi menu; Mides kuah dan Miedes goreng, bagi tiap penyantap kuliner ini bebas untuk memilih mana yang sedang ingin disantapnya. "Miedes ini rasanya pedas, gurih dan enak di toping ebinya, untuk Miedes kuah terasa lebih gurih dominan karena kuahnya, pokonya rekomendasi banget," ujar Andi Nugroho salah seorang penikmat Miedes Pundong.

Miedes kuah tampak berbeda dari mie biasanya. Foto: Salwa

Cukup dengan tarif : Rp. 8000,-/porsinya pengunjung dapat merasakan kuliner khas Pundong satu ini, baik yang goreng maupun kuah. Warung Miedes banyak ditemukan di sepanjang Jalan Parangtritis dengan varian penyajian yang berbeda-beda dari setiap warung makan Miedes, jadi jangan khawatir kehabisan untuk mencari warung Miedes ini ketika anda berada di Jogja. Miedes pun mudah ditemukan di pasar tradisonal daerah Pundong, Bantul. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline