Lihat ke Halaman Asli

analogi cangkir, kopi dan air putih.

Diperbarui: 29 April 2016   05:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Agar sesuatu berada pada tempatnya, biarkan dia masuk terlebih dahulu. Namun, sebuah cangkir tidak bisa menampung lebih dari satu jenis minuman, jika masih ada yang menetap didalamnya keluarkanlah. Karena jika masih ada yang menetap didalamnya, yang berusaha masuk akan teras percuma, akan tumpah lagi keluar. Dan semua akan sia-sia. Maka, jika menginginkan sesuatu masuk, keluarkan terlebih dahulu yang telah menetap didalam sebelumnya. Kemudian baru bisa memasukkan minuman baru kedalam cangkir tersebut.”

Sebuah cangkir berisikan kopi didalamnya, pekat, pahit, dan sudah tidak layak minum. Namun masih berada didalamnya. Entah kopi yang masih betah diam didalamnya, entah cangkir yang sengaja menyimpan kopi itu lebih lama disana. Apapun itu, hal ini tidak boleh dibiarkan terus menerus. Lama kelamaan, kopi akan semakin pekat dan mengeluarkan bau tidak enak, bukan lagi bau kopi baru seduh yang sangat menanangkan seperti pertama kali kopi itu menghuni cangkir. Kopi yang pada awalnya wangi dan begitu memikat siapapun yang akan meneguknya, kini berubah menjadi kopi, pekat, pahit, dan sudah tidak layak minum. Bahkan pencinta kopi sekalipun akan berpikir berpuluh-puluh kali untuk meneguknya, namun cangkir itu masih tetap menyimpan kopi didalamnya. Sudah saatnya, cangkir putih itu memiliki penghuni baru, bukan lagi kopi pekat  yang sudah lama. Cangkir itu seharusnya mendapatkan penghuni yang lebih pantas. Memang, cangkir ini pada awalnya putih bersih namun perlahan ternodai oleh kopi. Meninggalkan bercak dan membuat cangkir putih itu menjadi sedikit kusam karena pekatnya kopi perlahan masuk kedalamnya.

Sebaiknya kopi pekat itu dikeluarkan dan cangkir putih itu dibersihkan, dipersiapkan sebaik-baiknya untuk calon penghuni baru nantinya. Penghuninya yang jauh lebih baik dan tidak merubahnya menjadi kusam kembali karenanya. Penghuni yang akan tetap menjaganya tetap putih seperti warna asalnya. Cangkir tau benar, penghuni seperti apa yang memang seharusnya menghuninya. Bukan teh, bukan kopi, bukan jus, bukan juga wine, tapi air putih. Ya, air putih tidak akan merubahnya menjadi kusam, dia akan menjaga warnanya tetap seperti pertama, putih. Karena memang air putih tidak berwarna dan tidak akan membuat cangkir berubah warna. Air putih pun tidak berbau, sehingga tidak akan menimbulkan bau tidak sedap bila lama berdiam diri di cangkir. Penghuni yang memang pantas untuknya.

Kini cangkir sudah tidak menyimpan kopi didalamnya, semua yang disisakan kopi, bau, pekatnya dan warna kusamnya tengah dibersihkan. Cangkir itu tengah dipersiapkan sebaik-baiknya untuk penghuni barunya, air putih. Sehingga pada saat air putih akan menghuninya, cangkir itu sudah menjadi sebaik-baiknya tempat pulang untuk air putih. Sekarang, yang bisa dilakukan cangkir adalah menanti. Menanti kedatangan air putih untuk tinggal didalamnya.

 

Ingat Tuhan menyuruh kita untuk bahagia, bukan untuk merawat luka ^_^ 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline