Lihat ke Halaman Asli

Mengenang Sebuah Kenangan

Diperbarui: 25 April 2016   00:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Yang menyedihkan itu bukan perpisahannya, tapi disaat harus melupakan semua kenangan namun masih memiliki sebuah perasaaan ..

Memang mungkin tak akan mudah ketika harus melebur segala harapan-harapan besar itu, menghapus setiap jejak-jejak kenangan, dan melenyapkan segala apapun yang berkenaan dengannya.. Sekalipun aku telah berkata mampu namun jujur itu semua perlu kerja keras dan susah payah untuk melakukannya..

Ya memang seperti itulah wanita yang selalu berbohong akan apa yang dirasakannya..

Jikalau boleh memilih rasanya ingin kembali tetap merajut kasih dan menjadi yang teristimewa pada hatimu. tapi apakah mungkin ? Aku tau aku tak mungkin memaksamu untuk tetap menjadikanku wanita satu-satunya dihatimu. Dan aku sadar ikatan yang ada diantara kita tak begitu kuat untuk membuat kamu melakukannya..

Lalu bagaimana denganmu sekarang ? aku tak lagi mendengar kabar apapun tentangmu.. Apakah kau baik-baik saja ? masih kah mimpi kita yang sempat ingin kita bangun, kenangan-kenangan yang pernah kita lalui itu hadir dalam hati dan pikiranmu meski hanya sesekali??

Apakah memang hanya aku yang merasakannya?

Ini semua seperti mimpi.. Mimpi buruk yang sama sekali tak pernah kuharapkan kehadirannya.. Dahulu kita sangatlah dekat, saling berbahagia bersama, mengukir cerita-cerita indah nan romantis, namun kini kita menjadi begitu jauh, entah apa yang menyebabkannya.. tak lagi kurasakan Sentuhan kasih sayangmu, rasa perhatianmu, kepedulianmu, dan hal-hal lucu yang kau lakukan yang mampu mengusir segala kesedihan, kegelisahan, dan menggantikannyabdengan senyum yang merekah dibibirku ini, menggantikannya dengan airmata kebahagiaan atas kesempatan waktu yang diberikan oleh Tuhan kepadaku.

Kali ini aku hanya bisa berpasrah, berdoa semoga Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita. kalaupun memang kita tak bisa bersama. Biarkanlah kamu mengukir cerita bahagiamu bersama orang yang dapat membuatmu lebih bahagia  daripada ketika  dulu bersamaku. Begitupun denganku.. 

Namun jika memang Tuhan masih mengizinkan kita tetap kembali mewujudkan impian itu . Aku  disini siap menerima dan menyambut kehadiranm

u kembali.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline