Nda,
Setelah setapak membawa kaki-kakimu menjauh,
segala bentuk musim telah berlalu,
ingatanku tak henti menghitungi
angka-angka di kalender yang terisak
oleh kepergianmu.
Katamu; kau terlalu rindu dengan semesta
di belahan lain,
jagad yang tak pernah tersentuh
tangan manusia.
Dadaku sesak, menerka-nerka waktu