Lihat ke Halaman Asli

Kemarau Panjang di Dadaku

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nda,

Setelah setapak membawa kaki-kakimu menjauh,

segala bentuk musim telah berlalu,

ingatanku tak henti menghitungi

angka-angka di kalender yang terisak

oleh kepergianmu.

Katamu; kau terlalu rindu dengan semesta

di belahan lain,

jagad yang tak pernah tersentuh

tangan manusia.

Dadaku sesak, menerka-nerka waktu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline