Lihat ke Halaman Asli

Fitria RetnoArifiani

Mahasiswi Akuntansi yang tergabung dalam tim HUMAS Fakultas

Patut Dicoba! Mahasiswa UM Ciptakan Aplikasi Konsultasi Psikologi Islam dengan Traveling

Diperbarui: 16 Agustus 2023   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Menurut Riset terbaru Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) University of Washington terkait Global Burden of Disease (GBD) 2019, gangguan kesehatan mental menjadi salah satu penyebab teratas beban penyakit di seluruh dunia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menyatakan sebesar 80-90% kasus bunuh diri merupakan akibat dari depresi dan kecemasan. Persentase depresi tertinggi sebesar 6,2% pada usia remaja 15-24 tahun. 

Berdasarkan permasalahan tersebut, kolaborasi empat mahasiswa Universitas Negeri Malang menciptakan sebuah aplikasi konsultasi psikologi yang lebih inovatif dengan nama SIKOTA -- Islamic Psychology & Traveling. Aplikasi tersebut memiliki fitur yang lebih variatif dengan mengedepankan intervensi Islam dalam proses konselingnya yang dipadukan dengan traveling atau konsultasi di luar ruangan. 

Menurut penjelasan mereka, agama berperan penting sebagai terapi bagi jiwa yang gelisah dan terganggu serta sebagai alat pencegah terhadap kemungkinan gangguan kejiwaan, sebab agama memberikan berbagai pedoman dan petunjuk agar memperoleh ketentraman jiwa dan bimbingan hidup di segala bidang.

"Kami menerapkan intervensi psikologi Islam dalam pelaksanaan konselingnya sebagai upaya membentuk kualitas diri yang lebih sempurna," ucap mahasiswi berkacamata yang kerap disapa Ririz tersebut. 

Tidak hanya itu, mereka juga menyampaikan bahwa seseorang yang sering berpergian atau travelling mampu menangani stress lebih mudah. 

"Dapat kita lihat bahwa remaja atau gen z cenderung lebih suka healing dan traveling untuk mengurangi rasa lelah dan stres. Oleh karena itu, kami berinisiatif membantu mengurangi gangguan mental dengan memberikan tempat konsultasi yang berbeda yaitu konsultasi offline secara outdoor dengan traveling," jelas Faiq selaku ketua tim.

Dengan demikian mereka memfasilitasi para remaja atau gen z yang sedang mengalami gangguan kesehatan mental akibat cemas dan depresi dengan menghadirkan aplikasi SIKOTA. Dalam hal jenis pelayanan, mereka menyediakan dua jenis layanan konsultasi yang berbeda, yaitu konsultasi online melalui platform Online Meet dan konsultasi offline secara outdoor dengan traveling bersama konselor atau psikolog berpengalaman. Harapannya, aplikasi ini dapat digunakan sebagai langkah awal dalam mengatasi permasalahan gangguan kesehatan mental.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline