Lihat ke Halaman Asli

Fitria Ratnawati Education

Berbagi Pengalaman apa saja yang berkaitan dengan dunia pendidikan yang kreatif dan berinovasi.

Kebaikan Hati Mia

Diperbarui: 28 Mei 2023   18:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Alkisah, ada seorang gadis baik hati bernama Mia. Dia memiliki hati yang penuh belas kasih dan selalu berusaha keras untuk membantu orang lain. Meski menghadapi kesulitan dalam hidupnya sendiri, Mia mempertahankan sifatnya yang lembut dan perhatian. 

Mia tinggal di sebuah desa kecil di mana dia sering diperlakukan dengan buruk oleh penduduk kota. Mereka akan mengejek kebaikannya dan memanfaatkan kemurahan hatinya. Meski terluka oleh tindakan mereka, Mia tidak pernah membiarkan hal itu menyurutkan semangatnya. Dia percaya bahwa kebaikan bisa mengalahkan kekejaman apa pun. 

Suatu hari, serangkaian peristiwa malang terjadi dalam hidup Mia. Dia kehilangan pekerjaannya, rumahnya hancur dalam badai, dan teman-temannya berpaling darinya. Penduduk desa terus mengejeknya, membuatnya merasa tidak berharga dan tidak diinginkan. Merasa putus asa dan sendirian, Mia mencapai titik puncaknya. 

Dia mempertanyakan tujuan kebaikannya ketika itu hanya membawa rasa sakitnya. Di saat tergelapnya, seorang wanita tua misterius muncul di hadapannya. Perempuan tua yang dikenal dengan nama Elara itu telah menyaksikan perjuangan Mia dan menyadari kebaikan dalam dirinya. Elara memiliki kekuatan magis dan menawari Mia pilihan. Dia bisa terus bersikap baik dan menanggung penganiayaan atau merangkul kekuatan barunya untuk melindungi dirinya dari bahaya lebih lanjut. 

Terpecah antara sifatnya dan keinginan untuk mempertahankan diri, Mia ragu-ragu. Tapi jauh di lubuk hati, dia tahu bahwa mengubah siapa dirinya hanya akan melanggengkan siklus negatif. Dengan tekad yang baru ditemukan, dia menolak tawaran Elara, memilih untuk tetap baik meski menghadapi kesulitan. 

Keputusan Mia menyebar ke seluruh desa, dan orang-orang mulai merenungkan tindakan mereka sendiri. Mereka menyadari dampak dari kekejaman mereka dan merasa menyesal atas perlakuan mereka terhadapnya. Satu per satu, mereka mendekati Mia, meminta maaf dan berjanji akan mengubah cara mereka. Tindakan kebaikan Mia telah membangkitkan empati di hati penduduk desa. Mereka melihat kekuatan dalam welas asihnya dan mempelajari nilai memperlakukan orang lain dengan hormat dan kebaikan. 

Sejak hari itu, desa berubah menjadi komunitas yang harmonis dan pengertian. Kebaikan Mia yang tak tergoyahkan tidak hanya mengubah penduduk desa tetapi juga memengaruhi hidupnya sendiri. Dengan dukungan dan apresiasi baru dari komunitas, dia mendapatkan pekerjaan baru, membangun kembali rumahnya, dan menjalin persahabatan yang tulus. 

Melalui perjalanannya, Mia belajar bahwa bersikap baik bukan berarti lemah. Dibutuhkan kekuatan yang sangat besar untuk tetap baik hati dalam menghadapi kesulitan. Dan pada akhirnya, kebaikannya tidak hanya mengubah hidupnya sendiri tetapi juga membawa terang dan kebaikan bagi dunia di sekitarnya. Sejak hari itu, Mia terus menjadi mercusuar kebaikan, mengingatkan orang lain tentang kekuatan welas asih dan pengertian. Dia membuktikan bahwa betapapun gelapnya dunia ini, memilih kebaikan akan selalu menghasilkan hari esok yang lebih cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline