Lihat ke Halaman Asli

Fitria Nurbaidah

Industrial Hygienist

Maroko, Mengenal Suku Berber Lebih Dekat

Diperbarui: 10 April 2018   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Credit to Fadhila Helnisa

Apa yang terlintas pertama kali saat mendengar tentang suku berber, tentunya kebengisaannya, ketidakberadabannya, dan hal lainnya yang selalu di asosiasikan dengan perilaku yang negatif. Akan tetapi, apa yang saya temui dalam perjalanan selama 6 hari di Maroko bukanlah hal-hal seperti itu. Suku berber merupakan salah satu suku asli yang menyusun struktur sosial negara maroko, selain suku arab.

Kebanyakan dari suku berber ini menempati area gurun pasir disekitar Merzoghua. Mereka merupakan suku no-mad atau yang selalu berpindah-pindah tempat. Kerasnya kehidupn padang pasir yang mungkin membuat karakter suku berber menjadi terlihat keras dan sering dijadikan perumpamaan tentang suku yang kurang berperikemanusiaan. Dalam perjalanan ini, saya berkesempatan untuk merasakan bermalam di sebuah tenda di tengah hamparan gurun pasair layaknya apa yang dahulu dilakukan oleh suku berber. Tenda didirikan disalah satu cekungan yang ada di hamparan gurun pasir, sehingga kita dapat terlindung dari hempasan angin yang kencang dan begitu dingin malam itu. Saya diharuskan untuk menunggangi onta guna menuju lokasi tenda. Menunggangi onta menembus padang gurun adalah hal yang begitu menantang dan menjadi pengalaman yang tak terlupa. Tak terbayang bagaimana dahulu perjuangan Rasulluloh ketika menjalani hijrahnya dari kota mekah ke kota madinah.

Dokumentasi Pribadi

Said salah satu pemandu perjalanan saya merupakan suku asli berber. Saya bertanya kepada Said bagaimana kalian bisa tidak tersesat ditengah hamparan gurun pasir yang bagi saya terlihat sama kemanapun saya menghadap. Said pun menjawab bahwa itu hal yang mudah, kami selalu bisa membedakannya, dan dengan mudah menemukan lokasi dimana tenda kami dirikan. Mungkin, layaknya suku bajo yang tidak perlu kompas sebagai penunjuk arah ketika mengarungi lautan, cukup melihat ke langit dan hamparan bintang, mereka sudah dapat mengetahui arah dengan benar. Alam telah menjadi teman terbaik bagi mereka.

Dokumentasi Pribadi

Tidak semua suku berber menjalani kehidupannya dengan no maden. Beberapa suku berber jaman dahulu menetap disebuah tempat yang dekat dengan aliran sungai dan memulai peradaban mereka yang hingga saat ini kita dapat masih melihat sisa-sisa peninggalan jejaknya yang berlokasi di Ouarzazate. Jejaran rumah dibuat bertingkat dengan lorong yang saling menghubungi, dan ditempat paling tertinggi digunakan sebagai tempat untuk menyimpan seluruh harta baerharga. Bangunan rumah yang dibuat, tidak memiliki rangka struktur. Tembok dibuat dari tanah lempung yang dicampur dengan jerami yang dahulu terbukti melindungi mereka saat dingin menyerang dan memberikan kenyamanan saat musim panas menerjang. Begitulah, cerita singkat saya selama menjalani perjalanan ke maroko. 

Dokumentasi Pribadi

Perjalanan yang membuat saya merasa seperti dibawa ke peradaban masa lalu. Memberikan pelajaran bahwa alam memberikan pengaruh bagaimana karakter sebuah suku terbentuk. Karakter yang keras tidak berarti tidak memiliki kehangatan dan kelembutan didalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline