Lihat ke Halaman Asli

Fitria Nur Aisah

Profil pribadi

Review Buku "Pengantar Sejarah Kota" Purnawan Basundoro

Diperbarui: 20 Maret 2022   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

REVIEW BUKU PENGANTAR SEJARAH KOTA

PURNAWAN BASUNDORO: YOGYAKARTA; 2012; 978-602-7544-49-9; XIV+219 Halaman

 

PENGANTAR

Kota dan desa merupakan istilah yang selalu dibanding-bandingkan, kota selalu di cirikan sebagai daerah yang maju sedangkan desa selalu di cirikan sebagai daerah yang kuno dan terbelakang. Melalui buku “Pengantar Sejarah Kota” karya Purnawan Basundoro pembaca akan di ajak untuk mempelajari serpihan sejarah manusia lewat ruang yang biasa kita sebut dengan ‘kota’. Buku ini bertujuan untuk dijadikan pegangan pertama dalam mengenal berbagai seluk-beluk sejarah kota di Indonesia sejak masa kuno sampai masa kontemporer. 

Buku ini ditunjukkan untuk mahasiswa yang mengambil mata kuliah Sejarah Kota, terutama jurusan Ilmu Sejarah dan Pendidikan Sejarah di berbagai perguruan tinggi karena masih minimnya buku-buku teks untuk mata kuliah tersebut. Namun, buku ini juga dapat di baca oleh siapa saja yang tertarik mengenai sejarah perkotaan di Indonesia sejak masa kuno hingga masa kontemporer.

Buku ini menyajikan informasi-informasi terbaru yang ditulis oleh penulis kepada pembaca yang berguna untuk menambah pengetahuan dan sebagai studi literatur untuk para akademisi. Buku ini terdiri dari 14 bab yang diawali dengan pengenalan mempelajari sejarah kota kemudian bab-bab selanjutnya membahas mengenai kota tradisional di Indonesia hingga perkembangan kota dari tradisional menjadi kota industri.

Buku ini sangat penting dibaca karena buku ini menyajikan informasi-informasi penting mengenai sejarah perkotaan di Indonesia yang masih sangat langka sekali mengenai literatur-literatur tentang sejarah kota. Buku ini terbitan tahun 2012 sehingga masih relevan untuk di baca dan menjadi sumber acuan literatur.

HASIL REVIEW

Bagi para pembaca, buku ini memberikan pengaruh besar terutama dalam pengaruh besar terutama dalam pengetahuan tentang kota dan desa. Umumnya desa dan kota selalu menjadi dua hal yang selalu di banding-bandingkan dan di adu untuk menjadi siapa yang menjadi terbaik. Kota selalu disimbolkan dengan kemajuan sedangkan desa disimbolkan dengan keterbelakangan. 

Namun dalam buku “Pengantar Sejarah Kota” penulis mengutip pendapat E.E Bergel yang mengatakan bahwa kota pada mulanya adalah desa. Lalu berkembang menjadi kota kecil, kota besar, metropolitan, sampai megapolitan. Kota maju di masa lalu adalah desa tradisonal dengan segala keterbatasannya. 

Pendapat E.E Bergel ini juga mempengaruhi pemikiran Adam Smith mengenai kota dalam bukunya yaitu The Wealth of Nations garapannya setidaknya mematok produktifitas satu daerah sebagai fitrah. Dengan kata lain perubahan desa ke kota terjadi secara alami, terutama dalam hal ekonomi, lalu mempengaruhi kondisi sosial masyarakat pedesaan.

Gejala alamiah seperti itu oleh Kalr Marx disebut masyarakat yang kapitalistik. Gejala ini jelas merujuk peristiwa ikonik Revolusi Industri I & II. Marx secara khusus menyebut itu 'alienasi', masyarakat terasing dan diberdayakan oleh pemodal yang mendirikan pusat industri di desa. Lama kelamaan desa yang agraris menjadi kota yang kosmopolit nan kapitalistik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline