Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi juga berkembang pesat dan canggih mengikuti arus kemajuan globalisasi. Globalisasi sendiri merupakan proses kebudayaan yang sudah mendunia yang membuat hubungan antar negara menjadi semakin terbuka dan bebas.
Hal inilah yang membuat beberapa budaya asing masuk ke Indonesia dengan cepat. Terlebih di era sekarang, masyarakat bisa mengakses internet kapan saja dan dimana saja. Canggihnya teknologi dan kemudahan akses internet membuat masyarakat mudah mencari informasi apapun yang diinginkan.
Salah satu budaya yang saat ini sedang menjadi trend di Indonesia maupun di negara lain adalah budaya Korean Wave atau K-Pop. K-Pop banyak digemari oleh kalangan remaja karena unik dan memiliki ciri khas tersendiri dengan musik genre beat dan tarian yang enerjik serta penampilan atau fashion artis-artis korea yang menarik.
Musik K-Pop pertama kali muncul pada tahun 1930-an karena masuknya musik Pop Jepang ke Korea. Bermacam-macam produk seni korea, mulai dari drama, film, lagu, fashion, life style mewarnai kehidupan masyarakat penggemar K-Pop.
Budaya Korea yang unik ini berkembang sangat pesat dan meluas hingga menimbulkan fenomena yang disebut dengan "Korean Wave atau Hallyu". Dengan adanya media sosial seperti facebook, instagram, twitter, youtube dan lainnya, maka remaja menjadi aktif dalam mencari dan mendapat informasi seputar idola mereka.
Dengan adanya budaya K-Pop di Indonesia, sikap berlebihan para penggemar juga meningkat. Remaja menjadi terdorong untuk mengikuti atau meniru kebudayaan korea atau idola K-Pop mereka yang biasa disebut bias. Konsep yang digunakan dalam K-Pop ini berbeda dan unik dibandingkan negara lainnya. Perkembangan musik K-Pop ini sangat memberikan dampak bagi remaja dalam perilaku sosial di kehidupan sehari-hari.
Penggemar K-Pop sering kali menghabiskan waktu mereka untuk mencari informasi-informasi seputar idola mereka, bahkan terkadang menjadi berlebihan atau obsesif terhadap idolanya. Keberadaan K-Pop bisa memberikan efek konsumtif dan menguntungkan kaum komoditas.
Penggemar K-Pop akan melakukan imitasi atau meniru idola mereka untuk memenuhi keinginan dan hasrat agar terlihat seperti idola mereka, membeli album, poster, merchandise, photocard, boneka dan lainnya yang berkaitan dengan idol K-Pop.
Selain perilaku konsumtif, K-Pop juga mengakibatkan perubahan konsep diri yaitu maskulin menjadi feminim, introvert menjadi extrovert dan konsep diri dari berfikiran tertutup menjadi pikiran terbuka dengan menghargai pendapat orang lain (Sobur, dkk., 2018: 414-422).