Lihat ke Halaman Asli

Rohingnya, Lagi...

Diperbarui: 22 September 2017   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika muslim mengatakan bahwa kita adalah satu tubuh, jika satu anggota badan sakit maka semua badan akan sakit. Perumpamaan itu harusnya juga berlaku pada dunia ini, masalah kemanusian, perang, penindasan yang terjadi di negara lain, harusnya membuat kita peka, minimal menelusuri dan tidak menyebar fitnah bahwa berita tersebut hoax.

Banyak orang yang bilang, urusan negara sendiri masih banyak, masih banyak yang kelaparan, kemiskinan, pemberontakan, trus ngapain kita ngurusin masalah yang jelas-jelas bukan masalah negeri ini. Tanya pada hati nurani sendiri, jika memang indonesia masih mempunyai masalah sebesar gunung dan seluas samudra, apa kita juga bersumbangsih juga terhadap orang yang mengalami hal tersebut di negeri ini, (mungkin prasangka saya terlalu buruk kepada mereka yang nyinyir terhadap masalah saudara di negara lain dan bersembunyi terhadap masalah di negara ini).

Masalah rohingnya yang lagi happening banget sampe mayor bandung dan beberapa artis hits negeri membuka tangan mereka dan menfasilitasi netizen yang lain untuk ikut peduli. Memang orang punya pemahaman masing masing mengenai masalah di rohingnya, mulai dari masalah agama, masalah kemanusiannya atau yang lebih menyakitkan ada beberapa golongan yang bilang kalau masalah rohingnya merupa manipulasi. 

Memang ada pembenaran bahwasannya, video dan foto yang selama ini beredar bukanlah kejadian dari rohingnya, namun dengan banyaknya orang yang bersimpati dan berkorban untuk membantu secara langsung ke  rohingnya, menjadi saksi atas segala kerusakan kemanusian tentara myanmar. Masalah di negeri ini tidak akan tidak pernah selesai ketika kita juga bersimpati dan mengulurkan tangan kita untuk saudara kita beda negara.

Kita ini masih manusia bukan, bahkan dengan hewanpun kita masih peduli, apalagi dengan sesama manusia. Kita ini lahir di indonesia, tapi tanah dan langit kita sama, BUMI.

Jakarta, September 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline