Lihat ke Halaman Asli

Hiburan Pornoaksi Murah

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Angkot Tiba di depan MATOS (Malang Town Square) dan berhenti karena ada penumpang yang ingin naik. Terlihat wanita yang lumayan masih muda dengan 2 anak bersama ibu si wanita. Kira-kira anak pertama masih balita dan anak kedua masih bayi. Tiba-tiba bayi ibu muda itu rewel dan ia langsung menyusui bayinya di depan penumpang angkot yang notabene di dominasi anak SMP (2 cewek, 1 cowok), ibu-ibu dan orang dewasa tanpa di tutupi penutup ketika menyusui.

Tindakan menyusui memang kewajiban seorang ibu terhadap anaknya tapi yang terasa saat itu adalah tindakan pornoaksi yang jelas-jelas sedang di pertontonkan tanpa melihat di depan siapa melakukannya. Mungkin ini hanya satu kejadian diantara banyak kejadian yang akan merugikan moral bangsa. UU mengenai pornografi dan pornoaksi dulu sempat di junjung tinggi untuk bisa mendapatkan perhatian terlayak bangsa ini namun banyak juga yang tidak menyetujui UU tersebut dengan alasan bahwa bangsa ini mempunyai hak untuk melakukan kebebasan berekspresi. Dengan banyaknya profesi yang bisa di bilang masuk dalam kategori pornografi dan pornoaksi inilah yang menjadi pusat massa UU ini masih goyah.

Bukan apa-apa kita ingin UU porrnografi dan pornoaksi benar-benar terealisasi seutuhnya. Moral bangsa taruhannya. Tidak bisa dianggap enteng membuat bangsa menjadi sadar megenai itu. Kisah diatas hanya contoh kecil yang patut menjadi cermin bagi kita. ketika tidakan itu bisa merugikan orang lain, maka sebenarnya mereka telah merampas hak orang lain juga. Anak SMP khususnya yang laki-laki tadi walaupun terlihat malu dengan keadaan saat itu (red mencoba untuk tidak melihatnya), tapi sesekali saya memperhatikan dia secara sembunyi melihat ibu menyusui itu (red mengarah ke payudara). Mungkin dari kita sekalian menanggapi pernyataan ini terlalu berlebihan tapi kita lihat seberapa jauh imajinasi anak SMP tersebut ketika melihat kejadian seperti itu. Siapa yang menjamin anak SMP itu melihat tanpa memikirkan apapun setelah melihat kejadian itu. Dari sinilah moral akan semakin terancam jika setiap hari dengan kadar sedikit, sedang sampai banyak kita dipertontonkan dengan pornoaksi maupun pornografi di sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline