Sayang anak... sayang anak... kata-kata itulah yang seringdilantunan bapak penjual mainan di jalan atau diacara pernikahan.secara implisit kata tersebut mengandung arti bahwa jika orang tua membeli jualan bapaknya maka orangtua tersebut sayang terhadap anaknya, namun jika tidak membelikannya.. ya bisa ditebak sendiri jawabannya.
Saya sendiri statusnya adalah anak, jadi tahu sedikit banyak bagaimana orang tua harus bersikap dengan anaknya. Sayang anak tidak diartikan selalu menuruti apa yang anak mau, memanjakan anak, selalu mengiyakan apa yang anak inginkan, selalu memperobolehkan apa yang anak ikuti. Tidak selalu. Kadang harus bilang ga boleh, belum saatnya, jangan ikutin ini itu. kenapa? Orang tua pasti lebih tahu jawaannya ketimbang anaknya. Kebanyakan anak pasti awalnya akan memprotes keputusan orangtuanya, itu wajar jika keinginan tidak dipenuhi, maka tugas dari orang tua menjelaskan alasan tidak diperbolehkannya anak mengikuti ini itu dengan serta merta mengajak anak berdiskusi dampak positif dan negatif
Anak adalah aset yang harus di jaga. Kemanapun anak pergi maka cerminan sikap orangtua dan didikan yang diberikan orang tua akan dilihat orang lain. Kita ingat kembali nasehat nabi Muhammad SAW bahwasannya anak yang sholeh adalah bekal yang akan terus mengalir kepada orangtuanya ketika sudah tiada. “Mendidik anak itu ada seninya”, itu adalah pernyataan artis Mona Ratuli di salah satu talkshow TV swasta. Mulai dari sekarang mari belajar memenuhi apa yang anak butuhkan bukan apa yang anak inginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H