Lihat ke Halaman Asli

Fitri Alfia Ardi

Mahasiswi Pascasarjana

Little Mom-Dua Garis Biru: Seks Edukasi Remaja hingga Persoalan Pernikahan Dini

Diperbarui: 21 September 2021   15:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suara.com & Trenggalekpedia

Sudahkah anda menonton serial Little Mom dan Film Dua Garis Biru???

Dalam serial Little Mom diceritakan sepasang remaja SMA, yaitu Naura (16 tahun) dan Yuda yang menjalin hubungan pacaran hingga terjadi kehamilan dini. Frustasi dirasakan keduanya karena sama-sama masih ingin mengejar cita-citanya.

Sedangkan film Dua Garis Biru menceritakan hubungan pacaran antara Dara dan Bima yang terlalu jauh. Sehingga terjadilah kehamilan dan pernikahan dini dimana usia dan kedewasaan mereka belum cukup matang. Namun Bima adalah tipe orang yang bertanggungjawab. Hingga pada akhirnya bayi mereka yang lahir harus dirawat oleh Bima karena Dara memutuskan untuk mengejar impiannya melanjutkan studi ke Korea Selatan.

Kedua tayangan diatas sebenarnya kental sekali akan unsur pendidikan seks untuk remaja. Bukan hanya menggambarkan suatu kehamilan dari hubungan terlarang, namun keduanya juga menekankan bagaimana suasana batin ketika sepasang remaja harus mengalami hal yang seharusnya tidak terjadi dan pertanggungjawabnya.

Kepanikan serta tekanan batin yang dirasakan sepasang muda-mudi terutama ketika berada di hadapan orang tua dan lingkungannya inilah yang seharusnya dapat dirasakan oleh para remaja. Sehingga mereka bisa lebih berhati-hati dalam pergaulan.

Berdasarkan informasi dari Sindonews, Indonesia masuk urutan ke-7 dari 10 negara dengan angka pernikahan anak tertinggi. Dan salah satu penyebabnya adalah kehamilan di luar nikah (dilihat dari banyaknya permohonan dispensasi kawin).

Kembali ke tahun 2018 diperkirakan sekitar 1,2 juta perempuan menikah di bawah umur 18 tahun dan 432.000 diantaranya sudah mengalami kehamilan (Alodokter).

Sungguh memprihatinkan, sehingga tayangan-tayangan seperti ini mungkin memang sangat dibutuhkan. Terlebih pemahaman akan seks edukasi baik dalam keluarga ataupun lingkungan masih tabu.

Ketabuan orangtua disini menurut HaiBunda disebabkan oleh kebiasaan yang menurun dari orang-orang tua zaman dahulu yang sudah menganggap seks adalah hal yang tabu. Sehingga kebiasaan itu masih terbawa oleh orangtua zaman sekarang.

Padahal pendidikan seks tidak selalu tentang hubungan badan. Dikutip dari Halodoc ada 5 tahapan dalam menjelaskan seks edukasi untuk anak berdasarkan usianya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline