Proses perencanaan keuangan seseorang, perusahaan, maupun organisasi disebut manajemen keuangan. Dengan menggunakan manajemen keuangan, pengeluaran dan pendapatan menjadi lebih jelas. Tujuan manajemen keuangan adalah untuk memastikan bahwa pengeluaran digunakan untuk kebutuhan yang sebenarnya.
Tidak hanya penting untuk bisnis besar, tetapi manajemen keuangan juga sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena setiap orang harus mengatur uang mereka supaya mereka memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka dan bahkan berlebih untuk ditabung.
Menurut A.C. Pigou dalam bukunya, The Veil of Money (1949), uang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat tukar. Ada yang bilang kalau "Uang bukanlah segalanya" akan tetapi segalanya tentulah membutuhkan uang.
Senator Elizabeth Warren dan putrinya Amelia Warren Tyagi mempopulerkan prinsip 50/30/20 untuk mengatur keuangan dalam buku All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan. Prinsip ini juga sangat disukai oleh kaum milenial yang sudah mulai bekerja dan ingin belajar mengatur keuangan. Prinsip ini memiliki aturan dasar untuk pengelolaan keuangan, yaitu membagi pendapatan setelah pajak menjadi 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan.
Di masa depan, sangat penting untuk memiliki kekuatan keuangan yang kuat. Tapi niat saja tidak cukup untuk mewujudkan impian. Kita pun harus mulai melihat dan menemukan cara yang baik untuk menghemat uang. Perlu diingat bahwa cara setiap orang mengelola keuangan mereka berbeda-beda, tetapi setiap orang dapat mengambil dasar atau beberapa strategi untuk mengelola keuangan yang sesuai dengan kepribadian, kebutuhan, dan gaya hidup mereka.
Tak sedikit orang yang mengira bahwa kondisi finansial pribadi yang tak stabil disebabkan oleh gaya hidup yang serba mewah dan glamor. Faktanya, pengeluaran sehari-hari yang tampak biasa saja justru bisa menjadi penyebab boros yang tidak disadari. Mulai sekarang, Kita harus lebih cermat mengelola keuangan sehari-hari bila ingin berhemat secara maksimal.
Seseorang harus mengubah gaya hidupnya sesuai dengan pendapatannya. Jangan membiarkan pengeluarannya melebihi pendapatannya hanya untuk menikmati kehidupan mewah. Salah satu langkah yang dapat diambil dalam mencapai kondisi finansial yang sehat dan stabil adalah menerapkan gaya hidup minimalis. Minimalis bukan berarti hidup dengan sedikit barang atau menerapkan anggaran yang bersifat pas-pasan. Gaya hidup minimalis berarti bebas dari budaya hidup konsumtif dan menemukan kebebasan dari rasa khawatir akibat budaya tersebut.
Setiap manusia pada umumnya mempunyai tujuan yang ingin dicapai dimasa yang akan datang. Tujuan yang ingin dicapai tentunya sangat berbeda satu sama lain. Terhadap anggapan masyarakat bahwa yang berpenghasilan (income) rendah tidak dapat mencapai tujuan yang lebih baik dimasa yang akan datang dibanding dengan yang berpenghasilan tinggi.
Aizcorbe et al (2003) berpendapat bahwa keluarga yang memiliki pendapatan lebih rendah memiliki kemungkinan yang kecil untuk menabung dan penghasilan seseorang akan menunjukkan perilaku manajemen keuangan yang bertanggung jawab.
Perlu dicatat bahwa orang yang tinggal dan bekerja di tengah kota tentu memiliki biaya hidup dan kebutuhan yang lebih tinggi dibandingkan orang yang tinggal di pedesaan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa perbedaan aset antara penduduk kota dan penduduk desa biasanya tidak sebesar.
Orang kota juga memiliki aset lebih sedikit karena mereka lebih konsumtif dibandingkan orang desa, yang berarti lebih banyak uang mereka dihabiskan untuk berbelanja, liburan, atau bersosialisasi. Oleh karena itu, kita harus segera belajar mengatur keuangan sendiri.