Fatamorgana [Season 1]

Aku pikir itu nyata                                Ternyata hanya Fatamorgana

Dia seorang perempuan yang diberi nama fianicia jezlin sebut saja Jez.Ia seorang remaja yang beranjak dewasa.Jez memiliki ukuran tubuh yang cukup minimalis di antara perempuan pada umumnya dan sangat jauh dari kategori body goals,meskipun demikian ia mempunyai wajah yang sungguh menakjubkan,terdapat banyak bercak hitam beserta tonjolan merah meradang,abstrak menghiasi wajahnya ditambah kulit nya yang berminyak dan kusam sungguh membuat Jez enak dipandang dari kejauhan 90 meter.Memang Jez kalah kalau dilihat dari sudut pandang fisik.Namun Jez merupakan anak yang tidak pandai dalam bidang apapun itu,ketika sebagian persen remaja memilki tujuan hidupnya,Jez masih buntuh,tidak tau kemana arah hidupnya berjalan.

Pagi itu Jez baru bangun tidur,seperti biasa ia selalu melihat dirinya dicermin yang terpampang lebar di pojok kamarnya,ia terkejut melihat perempuan yang berada di cermin itu,yang ternyata ia sendiri heheh.Jez mendekat ke cermin lalu meninju cermin tak berdosa itu.Ia murka dengan wajahnya yang semakin hari semakin memburuk,padahal Jez rela tidak membeli seblak makanan kesukaannya demi menabung membeli perawatan wajah.Namun produk yang ia beli tidak ada yang ampuh.Jez berpikir meskipun ia pendek dan tidak pintar setidaknya ia harus memiliki wajah yang enak dipandang.Hal itulah yang membuat Jez terkadang terpuruk dan tidak percaya diri.

Jez remaja delapan belas tahunan yang berstatus mahasiswa di sebuah universitas ternama.Ia tidak memiliki hobi,tidak memiliki cita-cita,namun bertekad besar menjadi kaya raya.Ia dikenal sebagai anak yang baik, ceria, dan suka tertawa bahkan hal-hal yang tidak lucu pun ia tertawa, sehingga ia mempunyai banyak teman yang tidak menyukainya.

Soal cinta Jez nomor satu.Ia pernah jatuh cinta dengan seorang laki-laki sepantarannya, bukan hanya satu melainkan banyak laki-laki yang disukai Jez, dengan tampangnya yang sangat memprihatinkan Jez tetap percaya diri,akhirnya dari sekian pria yang ia suka ternyata tidak satupun yg menyukainya juga. Jez tidak pernah putus asa,ia selalu berusaha mencari lelaki sejati yang mencintainya. Sampai suatu hari Jez dipertemukan dengan lelaki yang benar-benar memikat hatinya,perasaan sukanya ia sembunyikan di lubuk hatinya yang terdalam. Disinilah Jez merasa dunianya mulai terbuka.