Lihat ke Halaman Asli

“Untuk yang Terkasih”

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Usiamu mendekati senja Ayah

Namun engkau tak pernah lelah menelan pahit kehidupan

Senantiasa mengukir hari dengan sumringah khasmu

Tapi ku tahu, segunung beban terpaku di pundakmu

Lihatlah, tanganmu lebam Ibu

Mengerut menghitam terkena mentari

Tetap saja menghiburku dengan semangatmu

Tapi ku tahu, kini mimpi indah terlewatkan olehmu

Sembari melukis asa dalam risalah yang tak pasti

Kuingin kalian sadari

Ada tangan yang kini tak mungil lagi

Menyuguhi kebahagiaan dengan hati

Terima kasih…

Aku mulai mengerti

Tak ada pamrih

Untuk yang terkasih

Kupanjatkan doa kepada Sang Perajut Takdir

Semoga kalian merasakan nikmat surgawi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline