Lihat ke Halaman Asli

"Celotehan Belaka"

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

rentetan kisah berjalan lambat namun kukuh membuka babak selanjutnya

zaman ikut merubah dirinya dengan dandanan seolah beradab

yang tabu menjadi santapan nikmat tapi sayang hanya menyisakan kristal rapuh

paling kusesalkan, aku dan mereka turut menjadi budak, menjadi gladiator pemuja kehampaan

sudahlah, melodi keindahan terurai, terganti dengan serabutan kasar lambang kehinaan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline