Kejadian yang terdengar belakangan membuat manusia terpecah menjadi dua bagian. Satu kubu menganggap ini penting, satu lagi menganggapnya tidak. Manusia begitu uniknya, bahkan dari hal yang mendasar seperti berpikir. Ada yang berpikir parsial, sebatas untuk diri dan lingkupnya saja. Tapi ada pula sekumpulan mereka yang berpikir global melebihi kebutuhan dirinya.
Selama ini contoh yang bertebaran di kepala kita kebanyakan terbatas hanya soal diri sendiri. Secara sederhana, bisa dilihat dari bagaimana menentukan cita-cita. Kebanyakan berporos pada bagaimana hidup mapan dan mampu menyejahterakan keturunannya. Fokus pada diri, diri, dan diri. Sudah terlalu banyak jenis manusia yang seperti ini. Sampai kemampuannya juga hanya bisa dinikmati segolongan orang, tak semua bisa merasakan efek baik darinya.
Tak bisa dipungkiri bahwa dunia hari ini mencetak manusia yang daya pikir dan jangkaunya terbatas. Dalam artian kurang empati dan terlalu sibuk memikirkan nasib dirinya. Sekilas boleh saja kita fokus mengembangkan diri kita menjadi lebih baik. Bahkan itu yang utama. Tapi celakanya, kadang saking sibuknya pada diri dan lingkupnya mengakibatkan dirinya lupa bahwa ada masalah lain yang harus dipikirkan sebagai bagian dari masyarakat dan negara.
Faktanya, kita bukan tinggal sendiri. Tinggal sebagai warga negara berarti perlu menumbuhkan taraf berpikir yang tidak parsial. Masalah selalu ada setiap harinya, bila tidak memikirkan solusinya tentu akan menimbulkan dampak yang jauh lebih mengerikan. Pantas saja bila kita sering terjebak dalam masalah yang itu-itu saja, sebab jangkauan berbuat kita yang tidak menyeluruh.
Jangan heran bila hari ini ada permasalahan pelik yang sedang dialami negara di belahan bumi lain, masih ada saja sekumpulan orang yang berkata dengan santainya, "Ngapain ngurus negara lain? Urusan negeri ini aja belum selesai." Tak bisa menyalahkan seutuhnya, sebab pola pikir seperti ini masih menjangkiti sebagian besar masyarakat sekarang. Kurangnya wawasan mendalam serta pemikiran yang belum mencapai tahap 'global' berperan dalam munculnya ungkapan seperti ini.
Kemudian timbul pertanyaan, "Apa ada solusi untuk melatih pemikiran agar naik tingkat menjadi tahap berpikir global?"
Tentu ada. Mulailah menyerap informasi terkait persoalan dunia saat ini, belajarlah lebih mendalam terkait akar permasalahan yang terjadi. Latih diri untuk tidak mudah reaktif, tapi sistematis. Perkaya dengan sumber literasi yang valid, tak hanya mencukupkan diri dengan menyadur ungkapan orang berpengaruh. Sandarkan pada ahlinya. Sembari melakukan semua itu, mari mulai bersuara dengan baik di media. Tidak peduli berapapun yang mendengar, pesan itu pasti tersampaikan.
Dengan memberikan otak asupan informasi yang baik, secara tidak langsung kita akan berpikir lebih. Tidak lagi fokus hanya pada bagaimana cara menyelesaikan masalah diri, tapi juga orang banyak. Tentunya diharapkan dari sana akan tercipta peran yang lebih, tidak hanya sekedar berhenti dalam konsep tanpa aksi. So, let's try now!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H