Lihat ke Halaman Asli

Review Film Ketika Berhenti di Sini: Masa Lalu dan Perjalanan Baru

Diperbarui: 13 Desember 2023   01:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: imdb.com

Kukira melihatmu pergi adalah hal berat. Tetapi, mengetahui bahwa kau takkan pernah kembali adalah yang terberat.

Film drama romantis Ketika Berhenti di Sini, garapan Umay Sahab sukses membuat pecah tangis para penontonnya. Ketika Berhenti di Sini menampilkan kisah cinta yang tragis dan cukup depresif. Tidak hanya sekadar drama romantis mengharukan, Ketika Berhenti di Sini juga menghadirkan elemen fiksi ilmiah di dalam ceritanya. 

Film ini menggambarkan bagaimana masa lalu dapat membuat seseorang terjebak dalam hal yang tidak nyata. Dari film ini, kita bisa mendapatkan banyak pelajaran, mulai dari bahaya ketergantungan teknologi (khususnya tentang AR dan AI), kehilangan, rasa bersalah, hingga tentang kesehatan mental. Film ini dibintangi deretan aktor ternama, di antaranya Prilly Latuconsina, Bryan Domani, Refal Hady, Lutesha, dan aktor lainnya. 

Film Ketika Berhenti di Sini diawali dengan narasi menarik tentang filosofi mandala yang menjadi salah satu alasan Dita mendedikasikan dirinya di dunia desain. Mandala memiliki filosofi yang lebih kompleks dan mendalam dibandingkan sekedar motif melingkar. 

Mandala seringkali dipandang sebagai alam semesta dengan titik sentral yang mewakili kesatuan harmonis antara diri dan lingkungan. Empat titik mandala yang digambarkan dalam film tersebut mewakili empat tahapan kehidupan Dita, yaitu Utara penuh  keserakahan, Barat penuh cinta, Selatan penuh amarah dan luka, serta arah Timur menjadi titik terakhir penuh kedamaian.

Kisah ini dimulai dari seorang wanita bernama Dita yang dihantui penyesalan dan rasa bersalah setelah ayah dan kekasihnya meninggal dunia. Ayahnya meninggal karena menderita kanker dan alih-alih membayar biaya pengobatannya, ayahnya memilih untuk menghabiskan uangnya untuk membiayai Dita kuliah. 

Sementara Ed, yang merupakan kekasih Dita selama empat tahun, sempat bertengkar hebat dengannya beberapa saat sebelum dirinya mengalami kecelakaan mobil yang menewaskannya. Hal tersebut tentu membuat Dita merasa sangat bersalah.

Dua tahun kemudian, Dita berusaha melupakan segalanya tentang Ed dan mencoba menjalani kehidupannya yang baru bersama Ifan, kekasihnya yang sekarang. Tak lama setelahnya, Dita justru mendapatkan sebuah kacamata dengan teknologi Augmented Reality (AR) yang bisa menghadirkan sosok Ed tampak seperti nyata. 

Ternyata kacamata tersebut merupakan peninggalan Ed yang telah ia rancang jauh sebelum ia meninggal dunia. Kacamata tersebut digunakan Dita untuk berkomunikasi dengan  hologram dalam wujud Ed. Dita yang awalnya sudah mulai berdamai dengan masa lalunya, tiba-tiba menjadi hilang kendali karena merasa Ed kembali hadir di hidupnya, meskipun hanya sebatas AI. Ia semakin tidak bisa membedakan antara kehidupan nyata dan virtual.

Kelebihan yang paling menonjol pada film Ketika Berhenti di Sini adalah dari segi ceritanya yang seru, fresh, dan relatable dengan kehidupan remaja. Alur cerita ditulis dengan rapi hingga berhasil membuat para penontonnya meneteskan air mata. Naskahnya solid, memberikan kesempatan kepada para aktor untuk menampilkan performa akting yang baik dan natural,  terutama Prilly yang memainkan karakter Dita dengan totalitas dan sangat baik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline