Lihat ke Halaman Asli

Tawuran Antarpelajar

Diperbarui: 26 Agustus 2018   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tawuran antar pelajar ini sering terjadi karena masalah-masalah sepele. Seperti halnya dengan masalah antar sekolah yang mengakibatkan banyak korbanyang cedera hingga mengalami kematian.

Maraknya tawuran pelajar dipicu oleh beberapa faktor diantaranya pada tingkat makro,yaitu rendahnya kualitas pribadi dan sosial pelajar yang mendorong mereka berperilaku yang tidak semono. Pada tingkat makro,persoalan pengangguran ,kemiskinan,dan kesulitan hidup sehingga mereka merasa kehilangan harapan untuk hidup yang lebih layak.

Tawuran antar pelajar ini juga mengakibatkan prestasi pelajar tersebut menurun drastis sehingga mereka malas belajar. Pendidikan belum berhasil menjadi solusi bagi kesejahteraan hidup manusia. Apalagi masalah kurikulum yang sering berubah dan dianggap berat sehingga membebani mereka.Tapi bukanya itu saja masalah yang terjadi didalam keluarga juga memicu tawuran sehingga pelajar mengalami stress. Tawuran ini pun perilaku yang menyimpang dan melanggar norma-norma yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan masyarakat.

Cara mengatasi tawuran antar pelajar tidak semudah membalikan telapak tangan . Perlu melibatkan berbagai pihak yaitu pelajar itu sendiri,orang tua,guru/dosen,tokoh masyarakat,kepolisian.

Cara mengatasi tawuran antar pelajar menurut saya adalah :

1. Menambah jam pelajaran tentang keagamaan di sekolah ataupun di kampus. Agar mereka tau bahwa kekerasan dalam agama itu dilarang.

2. Melekukan kegiatan - kegiatan yang bersifat positif tentang keagamaan. Seperti ikut mengaji,pengajian,dan lain sebagainya.

3. Mengisi waktu-waktu luang dengan yang bermanfaat. Seperti ikut acara-acara remas(remaja masjid),IPNU.

4. Pengawasan dari kedua orang tua dalam mengawasi anaknya. Agar anak tidak ijut tawuran sehingga anak mendapatkan kasih kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline